Keanekaragaman dan Kelimpahan Populasi Tungau pada Pertanaman Pepaya Kultivar Calina dengan Pola Tanam Monokultur dan Tumpangsari

Main Author: Annas, Yogi Nasrul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/172742/
Daftar Isi:
  • Pepaya Carica pepaya L. (Caricaceae) merupakan salah satu buah unggulan komoditas ekspor Indonesia. Pada tahun 1995 sampai 2011, produksi buah pepaya di Indonesia terus meningkat. Selanjutnya, pada tahun berikutnya produksi pepaya di Indonesia selalu mengalami penurunan. Hama merupakan salah satu faktor penting dalam penurunan produksi tanaman pepaya. Salah satu hama yang menyerang tanaman pepaya adalah tungau. Pola tanam mampu mempengaruhi kelimpahan dan keanekaragaman Arthropoda di dalam ekosistem pertanian. Penanaman dengan pola tanam monokultur dapat menghasilkan panen yang berlimpah, namun resiko serangan hama dan penyakit juga tinggi sedangkan pertanaman dengan pola tanam tumpangsari mampu mengurangi serangan hama dan penyakit. Penelitian tentang jenis-jenis tungau dan kelimpahannya pada tanaman pepaya dilahan monokultur dan tumpangsari belum banyak dilakukan di Indonesia. Pengendalian tungau pada pertanaman pepaya membutuhkan informasi dasar berupa jenis tungau dan kelimpahannya. Dengan diketahuinya jenis-jenis tungau dan populasinya diharapkan bisa digunakan dalam penyusunan strategi pengendalian tungau pada tanaman pepaya dan mencegah terjadinya kerusakan pada tanaman pepaya yang menurunkan produksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji keanekaragaman dan kelimpahan jenis-jenis tungau termasuk persentase daun yang dihuni tungau, preferensi bagian permukaan daun dan umur yang disukai oleh tungau serta musuh alaminya pada tanaman pepaya kultivar Calina di lahan monokultur dan tumpangsari Penelitian dilakukan di dua lokasi yaitu Desa Rembun Kecamatan Dampit Kabupaten Malang dengan pola tanam monokultur dan Desa Jeru Kecamatan Turen Kabupaten Malang dengan pola tanam tumpangsari. Setiap lahan dipilih 25 tanaman pepaya secara acak dan setiap tanaman diambil dua daun contoh, sehingga jumlah daun contoh pada masing-masing lahan adalah 50 helai. Daun contoh yang diambil adalah daun muda dan daun tua. Pengambilan daun contoh dilakukan dengan interval satu minggu selama dua bulan. Setiap daun contoh diamati semua tahap kehidupan tungau dan musuh alami, dihitung, dicatat dan diuji dengan uji Mann Whitney. Dari hasil penelitian ini ditemukan tungau fitofag Tetranychus urticae Koch (Tetranychidae), Panonycus citri McGregor (Tetranychidae), Brevipalpus phoenicis Geijskes (Tenuipalpidae) dan tungau predator Neoseiulus fallacis Garman (Phytoseiidae). Populasi tungau T. urticae pada lahan monokultur lebih tinggi dibandingkan lahan tumpangsari. Sedangkan populasi tungau P. citri, B. phoenicis dan N. fallacis pada kedua lahan adalah sama. Presentase daun yang dihuni tungau lebih banyak dibandingkan presentase daun yang tidak dihuni tungau. Tungau lebih banyak ditemukan pada permukaan bawah daun dibandingkan permukaan atas daun pepaya. Selain itu, daun pepaya tua lebih disukai tungau dibandingkan daun pepaya muda. Fase tungau T. urticae, P. citri yang paling banyak dijumpai adalah telur, sedangkan pada tungau B. phoenicis dan N. fallacis adalah imago betina. Musuh alami selain tungau predator yang ditemukan di lahan penelitian adalah larva Oligota sp. instar 1 dan instar 2, serta kumbang predator Stethorus sp.