Analisis Nilai Tambah Agroindustri Keripik Tempe dan Kontribusinya terhadap Pendapatan Rumah Tangga (di Sentra Industri Keripik Tempe Sanan, Malang)

Main Author: Fatmawati, Dian Nani
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/172702/
Daftar Isi:
  • Agroindustri berkaitan dengan suatu proses dalam mengubah input menjadi output. Agroindustri mampu mendorong pengembangan usahatani sebagai penyedia input produksi serta mendorong pembukaan lapangan kerja dan berkontribusi terhadap pendapatan rumah tangga. Keripik tempe merupakan salah satu agroindustri unggulan Kota Malang. Agroindustri keripik tempe mampu meningkatkan umur simpan dan nilai tambah produk tempe. Kegiatan agroindustri keripik tempe dihadapkan pada permasalahan seperti persaingan usaha yang ketat, proses produksi yang belum terstandar, dan adanya kelemahan karakteristik produk keripik tempe. Keripik tempe sagu sebagai produk diversifikasi juga menghadapi permasalahan yang sama seperti agroindustri keripik tempe diantaranya penggunaan modal yang terbatas, teknologi produksi sederhana, dan kurangnya tenaga kerja. Permasalahan tersebut menyebabkan belum optimalnya penciptaan nilai tambah. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui besarnya nilai tambah, besarnya kontribusi pendapatan agroindustri terhadap pendapatan rumah tangga, serta faktor-faktor yang berpengaruh terhadap nilai tambah agroindustri keripik tempe dan keripik tempe sagu. Penelitian dilaksanakan di Sentra Industri Keripik Tempe, Kampung Sanan, Kelurahan Purwantoro, Kecamatan Blimbing, Kota Malang pada bulan Februari hingga Maret 2019. Data yang digunakan merupakan data yang diperoleh melalui wawancara langsung dengan produsen agroindustri yang memproduksi keripik tempe dan keripik tempe sagu sebanyak 32 responden. Analisis data menggunakan analisis nilai tambah metode Hayami, kontribusi pendapatan rumah tangga, dan analisis regresi linear berganda menggunakan aplikasi SPSS. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai tambah yang diperoleh dari setiap pengolahan 1 kg tempe menjadi keripik tempe yaitu Rp. 32.126,00 dengan rasio nilai tambah sebesar 37 persen yang termasuk dalam kriteria sedang dengan rata-rata skala usaha per proses produksi sebesar 47 kg keripik tempe membutuhkan 20 kg tempe. Pada agroindustri keripik tempe sagu diketahui bahwa nilai tambah yang diperoleh dari setiap pengolahan 1 kg tempe sagu menjadi keripik tempe sagu yaitu Rp. 43.240,00 dengan rasio nilai tambah sebesar 49 persen yang termasuk dalam kriteria tinggi dengan rata-rata skala usaha per proses produksi sebesar 15 kg keripik tempe sagu membutuhkan 9 kg bahan baku berupa tempe sagu. Rata-rata pendapatan agroindustri keripik tempe yaitu Rp. 8.254.986,00 per bulan (lebih tinggi daripada tingkat UMR Kota Malang), rata-rata pendapatan agroindustri keripik tempe sagu yaitu Rp. 3.779.581,00 per bulan (lebih tinggi daripada tingkat UMR Kota Malang), sedangkan rata-rata pendapatan luar agroindustri yaitu Rp. 1.564.090 per bulan (lebih rendah daripada tingkat UMR Kota Malang). Kontribusi pendapatan agroindustri keripik tempe, agroindustri keripik tempe sagu, dan luar agroindustri terhadap pendapatan total rumah tangga secara berturut turut yaitu 60,70 persen (bersifat dominan), 27,80 ii persen (bersifat tidak dominan), dan 11,50 persen (bersifat tidak dominan). Faktor jumlah output dan harga output secara positif berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah agroindustri keripik tempe, faktor jumlah bahan baku secara negatif berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah agroindustri keripik tempe, sedangkan faktor harga bahan baku tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah agroindustri keripik tempe. Faktor jumlah output dan harga output secara positif berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah agroindustri keripik tempe sagu, sedangkan faktor jumlah bahan baku dan harga bahan baku secara negatif berpengaruh signifikan terhadap nilai tambah agroindustri keripik tempe sagu. Kegiatan pengolahan pada agroindustri keripik tempe perlu ditingkatkan agar rasio nilai tambah yang diperoleh termasuk dalam kriteria tinggi. Agroindustri yang memiliki kontribusi pendapatan dominan seperti agroindustri keripik tempe perlu dipertahankan, namun pada agroindustri keripik tempe sagu produsen perlu meningkatkan kapasitas produksinya dengan cara menambah hari produksi agar kontribusi pendapatannya bersifat dominan. Produsen pada kedua agroindustri baik keripik tempe maupun keripik tempe sagu memerlukan upaya untuk meminimalisir bahan baku yang terbuang pada saat kegiatan produksi atau memanfaatkannya untuk dilakukan pengolahan lanjutan dengan cara membuat produk diversifikasi lain.