Kapabilitas Dinamis Usaha Bunga Krisan Potong di Kota Batu

Main Author: Rosadi, Ilvia Salshabilla
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/172668/
Daftar Isi:
  • Pengaruh perkembangan teknologi dan pendapatan masyarakat akan keindahan lingkungan memberikan dampak peningkatan pada komoditas florikultura di dalam negeri. Hal ini menjadi salah satu respon positif bagi pengusaha terhadap kenaikan permintaan komoditas florikultura. Salah satu fenomena naiknya permintaan, terjadi pada komoditas bunga krisan potong. Berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2017 komoditas bunga krisan potong menempati urutan pertama untuk semua jenis bunga potong dilihat dari produksi sebesar 480.685.420 dan luas lahan sebesar 11.635.498 m2. Peningkatan luas lahan dan produksi bunga krisan potong menunjukkan bahwa terdapat suatu kebutuhan permintaan konsumen yang tinggi dan harus dipenuhi oleh produsen. Provinsi penghasil bunga krisan potong terbesar secara berturut-turut adalah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten (BPS, 2017). Kota Batu merupakan salah satu kota yang berada di Jawa Timur sebagai sentra tanaman dan memiliki potensi besar dalam permintaan pasar komoditas bunga krisan. Desa Sidomulyo, Bumiaji, Sumbergondo yang termasuk bagian dari tiga kecamatan Kota Batu sebagai desa pusat penghasil bunga krisan potong dibanding dengan desa-desa lainnya di Kota Batu. Bunga krisan potong memiliki keunggulan berupa keragaman jenis yang banyak, ketersediaan sumber daya dan potensi serapan pasar yang terus meningkat. Melihat permintaan bunga krisan yang terus meningkat, maka banyak masyarakat yang beralih ke usaha ini karena tanaman krisan adalah tanaman semusim dan berpotensi, dapat memberikan pendapatan yang relatif tinggi serta melihat prospek yang cerah kedepannya. Bunga krisan potong termasuk subsektor komoditi hortikultura yang mempunyai nilai ekonomis tinggi dan prospek yang cerah, hal ini disebabkan usaha tani yang terbatas sedang permintaan pasar yang cukup banyak. Maka dari itu, peningkatan permintaan yang mempengaruhi pertumbuhan usaha bunga krisan potong merupakan suatu hal yang menarik untuk diteliti karena termasuk barang yang istimewa untuk dinikmati keindahannya dan menjadi kebutuhan bagi konsumen. Industri florikultura merupakan industri yang dinamis, mengglobal dan petumbuhannya bergerak sangat pesat. Dimana karena kedinamisannya maka selalu ada faktor eksternal (lingkungan) yang dipandang sebagai kondisi dinamis yang mampu menciptakan peluang maupun ancaman, serta menyediakan sumberdaya dan informasi namun tidak terkendali dan sulit meramal perubahannya.Terkendala sulitnya memprediksi perubahan lingkungan mengakibatkan ketidakpastian lingkungan. Untuk melihat usaha bunga krisan potong yang dinamis tersebut perlu pengembangan usaha dilihat dari kapabilitas dinamis usaha. Kapabilitas dinamis adalah kemampuan perusahaan untuk berdaptasi dengan lingkungan yang terus berubah dengan menganalisis kapabilitas dinamis melalui 3 elemen, yaitu sensing, seizing,dan transforming. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kapabilitas dinamis usaha bunga krisan potong di Kota Batu ditinjau dari 3 elemen dalam menghadapi pasar yang dinamis agar tetap bertahan dan bersaing. Penentuan lokasi dipilih secara sengaja (purposive), yaitu di Kota Batu yaitu di tiga kecamatan yaitu Batu, Junrejo dan Bumiaji mulai pada bulan Januari 2019 hingga bulan Maret 2019. Penentuan informan pada penelitian ini dilakukandengan menggunakan teknik snowball. Kemudian untuk teknik analisis data menggunakan statistik deskriptif kualitatif untuk menjelaskan elemen-elemen kapabilitas dinamis sesuai dengan keadaan di lapang. Berdasarkan hasil penelitian terdapat 7 perusahaan yang diteliti dengan 9 sumber daya yang digunakan dalam usaha bunga krisan potong antara lain lokasi, lahan, modal, alat produksi, teknologi, transportasi, bahan baku, tenaga kerja, dan pemasok. Adapun sumberdaya yang memiliki tingkat urgensi paling tinggi dan harus ada didalam perusahan adalah bahan baku dan tenaga kerja dengan nilai 9, sedangkan untuk menunjang keberhasilan usaha maka sumber daya yang harus ditambahkan dan masuk kategori sangat penting adalah lokasi, lahan, alat produksi, teknologi, transportasi, dan pemasok. Pada komponen seizing, sumber daya yang telah dikelompokkan berdasarkan tingkat kepentingan, kemudian di kategorikan menjadi financial capital, human capital, dan relational capital. Financial capital diperoleh dari pemanfaatan lingkungan sekitar seperti cara mendapatkan sumber daya dengan cara membeli tanah dan lokasi milik masyarakat sekitar, mendapatkan sumber daya tenaga kerja dari lingkungan sekitar dan mendapatkan bahan baku dengan bekerjasama dengan petani plasma lokal maupun luar kota. Perubahan usaha pada saat sebelum dan sesudah melakukan transformasi mengalami peningkatan dilihat dari omzet, dimana usaha bunga krisan potong mampu menghadapi lingkungan yang dinamis. Transformasi yang dilakukan perusahaan bunga krisan potong adalah dengan cara spesialisasi produk, perluasan pasar dan diversifikasi. Kapabilitas dinamis dinilai baik sesuai dengan pendapat Teece (2018) jika dilihat dari kenaikan omzet pada usaha bunga krisan potong karena pengusaha dapt mengambil peluang yang ada di sekitar lingkungan serta dapat melakukan transformasi yang sesuai dengan komponen sensing dan seizing sehingga usaha bunga krisan potong mampu memberikan ekspektasi, harapan, keinginan dan kebutuhan konsumen.