Sinkronisasi Perencanaan Pembangunan Pada Proses Musrenbang Kecamatan Blimbing Kota Malang

Main Author: Maulana, Ilham Nur Hanifan
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/172663/
Daftar Isi:
  • Agenda sinkronisasi perencanaan pembangunan merupakan persoalan krusial dalam rangkaian proses pembangunan di daerah. Kebutuhan untuk memastikan mekanisme sinkronisasi dalam proses perencanaan berjalan dengan baik menjadi penentu sinergitas antar sektor dan antar pelaku pembangunan. Di berbagai daerah persoalan tidak berjalannya sinkronisasi adalah akibat dari sentimen unit dan egoisme sektoral, yang tidak berorientasi pada pencapaian tujuan pembangunan yang lebih luas. Menurut kajian teori yang dilakukan, masalah sinkronisasi ini sebenarnya bisa diatasi dengan melembagakan koordinasi dan komunikasi yang efektif dalam seluruh tahapan perencanaan pembangunan. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Blimbing Kota Malang yang dengan menelaah usulan kegiatan pembangunan di sebelas kelurahan selama tahun 2018. Fokus usulan yang ditelaah sinkronisasinya adalah khusus pada jenis usulan dalam bidang PUPR. Obyek usulan ini dipilih dengan pertimbangan, seluruh kelurahan yang menjadi obyek penelitian menempatkan sektor PUPR sebagai preferensi paling tinggi nilai usulan dan volume kegiatan yang diusulkan. Mekanisme sinkronisasi yang dilakukan di Kecamatan Blimbing menunjukkan telah sesuai dengan kaidah regulasi yang ditetapkan oleh pemerintah. Dalam proses penelitian terhadap sinkronisasi telah menghasilkan lima model sinkronisasi yaitu (a) kegiatan pembangunan yang direalisir dan didanai sesuai usulan (b) kegiatan pembangunan yang direalisir dan didanai lebih rendah dari usulan (c) kegiatan pembangunan yang direalisir dan didanai lebih tinggi dari usulan (d) usulan pembangunan yang tidak direalisir atau ditolak (e) kegiatan pembangunan baru yang didanai tetapi tidak pernah ada usulan. Pengumpulan data pada saat penelitian dilakukan melalui observasi, wawancara mendalam dan olah triangulasi. Data dihimpun dengan menggunakan instrumen panduan wawancara kemudian direkam secara digital dan ditranskripsi sebagai bahan analisis. Disamping itu juga digunakan data sekunder berupa arsip untuk melakukan telaah berkas Musrenbang di wilayah Kecamatan Blimbing. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara diskriptif kualitatif. Metode analisis data yang digunakan oleh penulis adalah interactive model Miles, Huberman, dan Saldana. Penelitian ini menemukan bahwa faktor penentu keberhasilan sinkronisasi lebih banyak ditentukan oleh perpaduan inisiatif yang tumbuh dari bawah dan atas. Diantara hasil sinkronisasi yang dapat dirasakan oleh masyarakat, bahwa sejumah program-program yang diusulkan oleh masyarakat mampu direalisasikan dengan disertai swadaya masyarakat yang besar. Dari penelitian ini dapat dijadikan pelajaran bahwa proses sinkronisasi dalam pembangunan di daerah dapat ditingkatkan efektivitasnya jika prakarsa dan semangat sinkronisasi itu dapat ditumbuhkan secara bersamaan antara pelaku pembangunan dari pemerintah dan dari masyarakat. Sinkronisasi perencanaan adalah salah satu alternatif strategi untuk meningkatkan efektivitas pembangunan.