Pengaruh Perbedaan Ukuran Partikel dan Teknik Ekstraksi Kopi Terhadap Kadar Kafein pada Ekstrak Kopi Robusta (Coffea canephora)
Main Authors: | Evangelista, Eunike Anastasia, Wulansari, Dian |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/172650/ |
Daftar Isi:
- Minuman kopi sedang digemari oleh berbagai kalangan dari yang muda hingga dewasa, sehingga mengonsumsi kopi sudah menjadi sebuah gaya hidup dan kebutuhan. Jenis tanaman kopi yang ada di Indonesia didominasi oleh jenis kopi robusta. Senyawa kafein (methylxanthine) merupakan senyawa aktif farmakologis utama yang selalu menjadi fokus utama bagi para konsumen kopi. Efek dari kafein pada kopi akan berbeda tergantung dari fisiologi konsumen dan kualitas maupun kuantitas kopi yang dikonsumsi. Dosis minimum kafein sebesar 50-100 mg/hari dapat meningkatkan konsentrasi dan menjaga tubuh tetap terjaga. Namun, di sisi lain, konsumsi kopi yang berlebihan dapat menyebabkan kegelisahan, insomnia, masalah pencernaan, jantung berdebar-debar dan ekskresi urin yang berlebihan, sehingga batas maksimum kafein dalam makanan dan minuman diatur oleh Farmakope Indonesia (1995), dimana batas wajarnya sebesar 300-600 mg kafein/hari. Kadar kafein yang terdapat pada ekstrak kopi bergantung pada teknik ekstraksi dan ukuran partikel kopi yang digunakan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar kafein tertinggi dan terendah yang dapat dihasilkan dari masing-masing teknik ekstraksi. Teknik ekstraksi yang dilakukan merupakan teknik ekstraksi yang sering diaplikasikan di masyarakat, yaitu syphon, tubruk, cold brew, dan sokletasi selama 6 siklus dengan adanya variasi berupa ukuran partikel. Air digunakan sebagai pelarut pada masing-masing teknik ekstraksi. Ukuran partikel yang digunakan sebesar 18 mesh (kasar), 30 mesh (medium), dan 60 mesh (halus). Konsentrasi kafein dalam ekstrak kopi robusta diperopleh dengan menggunakan spektrofotometri UV-VIS pada panjang gelombang 273,4 nm. Pada ekstrak kopi syphon, tubruk, dan cold brew, kadar kafein tertinggi didapatkan pada ukuran partikel 60 mesh (halus), yakni masing-masing sebesar 5,98%, 6,30%, dan 5,29%. Kadar kafein terendah dihasilkan pada ukuran partikel 18 mesh (kasar), yakni masing-masing sebesar 2,59%, 5,56%, dan 4,07%. Pada ekstrak kopi sokletasi, kadar kafein tertinggi didapatkan pada ukuran partikel 30 mesh (medium) sebesar 6,90%, sementara kadar kafein terendah didapatkan pada ukuran 60 mesh (halus) sebesar 3,61%. Sesuai dengan batas maksimum konsumsi kafein harian, konsumsi kopi dapat dilakukan 2-3 kali sehari tergantung teknik ekstraksi dan ukuran partikel bubuk kopi yang digunakan, dengan asumsi satu kali sajian kopi menggunakan 5 gram bubuk kopi.