Analisis Pengendalian Kualitas Produk Mie Instan dengan Pendekatan Six Sigma pada PT. Surya Pratista Hutama, Sidoarjo

Main Author: Rahmania, Alifah Dian
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/172648/
Daftar Isi:
  • PT. Surya Pratista Hutama, Sidoarjo merupakan perusahaan yang bergerak dalam industri makanan kering berupa mie kering, mie instan, serta snack ringan. Selama proses produksi berlangsung, masih terdapat cacat produksi yang belum diketahui pasti penyabab dari cacat tersebut, serta persentase cacat melebihi zero deffect yang telah ditentukan perusahaan serta belum mencapai level 6 sigma. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian untuk mengurangi cacat product dan mendekati zero defect. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan six sigma dengan tahapan Define, Measure, Analyze, improve (DMAI). Tahap define mendefinisikan dan mendeskripsikan permasalahan yang terjadi pada proses produksi mie instan serta karakteristik produk menggunakan diagram Supplier, Input, Process, Output, Customer (SIPOC) dan mengidentifikasi Critical to Quality (CTQ). Tahap measure menghitung peta kendali P (P-Chart), Deffect per Million Opportunity (DPMO), dan level sigma. Tahap analyze mencari sebab akibat akar permasalahan dari cacat produk menggunakan diagram fishbone dan failure mode and effect analysis (FMEA). Tahap improve dilakukan rekomendasi perbaikan bedasrkan nilai RPN tertinggi yang didapat. Hasil penelitian pada tahap define memperoleh hasil 2 jenis cacat yaitu cacat mie remuk dan cacat mie gosong dengan 4 CTQ yaitu warna mie tidak kusam atau terlalu kuning, mie tidak terlalu matang, mie tidak terdapat bagian yang remuk atau hancur, dan mie mempunyai bentuk utuh dan berat yang sesuai. Tahap measure, pada P-Chart memperoleh hasil cacat mie terdapat 4 observasi pada bulan Januari, Maret, Agustus, dan September yang berada diluar Batas Kendali Atas (UCL). Sedangkan untuk 3 observasi lainnya pada bulan April, Mei, dan Juli yang berada diluar Batas Kendali Bawah (LCL). Sedangkan pada tabel yang bewarna kuning 5 observasi pada bulan Februari, Juni, Oktober, November, dan Desember yang tidak melebihi batas kendali atas maupun batas kendali bawah. Cacat mie instan mempunyai nilai DPMO 12.334,95 yang dapat diartikan bahwa dari satu juta kesempatan yang ada akan terdapat 12.334,95 kemungkinan bahwa proses produksi mie instan yang akan menghasilkan cacat produk, mempunyai level sigma 3,746. Tahap analyze didapatkan nilai RPN yang paling tinggi dan berpengaruh, yaitu cacat mie remuk yang disebabkan mata pisau aus pada mesin pemotong memiliki RPN 252 serta mie terjatuh dan tersangkut di conveyor memiliki RPN 210. Untuk cacat mie gosong yang disebabkan oleh listrik padam memiliki RP 294. Tahap improve dengan usulan perbaikan yaitu, mengganti mata pisau mesin pemotong tiap 3 hari secala berkala dalam waktu perbaikan 5 menit, pembersihan jalur conveyor dan membuat dinding pada jalur conveyor, powerplant batubara kalori medium, training karyawan, checklist pemeliharaan mesin, serta check list setiap proses pembuatan mie.