Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Produksi dan Tataniaga Mangga (Mangifera indica) di Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik
Main Author: | Nursawitri, Affizah |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/172574/ |
Daftar Isi:
- Mangga merupakan salah satu komoditas hortikultura yang memiliki potensi menguntungkan untuk dibudidayakan, karena sebagian besar penduduk Indonesia mengkonsumsi mangga dan dari tahun ke tahun menunjukkan kecenderungan semakin meningkat. Salah satu daerah penghasil mangga sekaligus sebagai kawasan agropolitan mangga di Jawa timur adalah Kabupaten Gresik bagian utara. Jumlah produksi, produktivitas, dan tanaman mangga menghasilkan di Kabupaten Gresik berfluktuasi tiap tahunnya. Rata-rata produksi dan produktivitas mengalami pertumbuhan positif. Sedangkan rata-rata tanaman mangga menghasilkan mengalami pertumbuhan yang negatif, dimana penurunan tanaman menghasilkan mengindikasikan luas areal pertanaman yang semakin berkurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa kenaikan produksi disebabkan oleh kenaikan produktivitas, bukan disebabkan oleh meningkatnya luas areal pertanaman, dalam artian bahwa usahatani mangga yang dilakukan belum efisien. Kurang efisiennya petani dalam mengusahakan komoditas mangga dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti petani yang belum menerapkan penggunaan input-input produksi dengan tepat. Sehingga, menghasilkan jumlah produksi yang belum optimal. Salah satu wilayah yang menghadapi kendala tersebut adalah Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Adanya kondisi agroklimat yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman mangga belum dapat dimanfaatkan oleh petani karena penggunaan input-input produksi yang kurang tepat seperti pengendalian OPT yang tidak efisien. Mangga tidak hanya memiliki permasalahan pada aspek produksi, namun juga pada proses tataniaganya. Sebagian besar petani menjual hasil panen mangga kepada tengkulak yang memberikan harga jual terlalu rendah terutama saat musim panen raya, yaitu antara Rp 3.000 - Rp5.500 per kg. Sehingga, bagian yang diterima petani lebih rendah. Berdasarkan penjelasan tersebut, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk: 1). Menganalisis faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap produksi komoditas mangga di Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, 2). Menganalisis saluran tataniaga mangga di Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik, 3). Menganalisis marjin tataniaga dan farmer’s share di tiap lembaga tataniaga di Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik. Penelitian ini dilakukan di Desa Gedangan, Kecamatan Sidayu, Kabupaten Gresik pada Bulan Februari hingga April 2019. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif. Metode pengambilan sampel menggunakan dua teknik penentuan responden, yaitu metode sensus untuk menentukan sampel petani mangga sebanyak 35 orang dan metode snowball sampling untuk menentukan sampel lembaga tataniaga yang terlibat dalam tataniaga mangga. Metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis regresi ii berganda dengan fungsi produksi Cobb-Douglas dan analisis deskriptif. Faktor produksi yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari luas lahan, jumlah pohon, jumlah tenaga kerja, jumlah ZPT, jumlah insektisida, jumlah pupuk kimia, dan jumlah pupuk kandang. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa variabel luas lahan, jumlah pohon, jumlah ZPT, dan jumlah pupuk kandang memiliki pengaruh signifikan terhadap produksi mangga, karena nilai probabilitas lebih kecil dari α=0,1. Variabel yang memiliki pengaruh terbesar adalah jumlah pohon karena memiliki koefisien regresi sebesar 0,5363. Sedangkan, variabel jumlah tenaga kerja, jumlah insektisida, dan jumlah pupuk kimia tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi mangga. Saluran tataniaga mangga membentuk 5 pola, yaitu: 1). Saluran I: petani – tengkulak – pedagang besar – pedagang pengecer – konsumen, 2). Saluran II: petani – tengkulak – pedagang besar – konsumen, 3). Saluran III: petani – tengkulak – pedagang pengecer – konsumen, 4). Saluran IV: petani – pedagang pengecer luar kabupaten – konsumen, (5). Saluran V: petani – pedagang pengecer kecamatan – konsumen. Dari kelima saluran tersebut, diperoleh nilai marjin tataniaga terbesar ada pada saluran tataniaga I (Grade A), sebesar Rp 13.250 dan nilai marjin tataniaga terkecil ada pada saluran tataniaga IV (Grade A,B,C), yaitu masing-masing sebesar Rp 3.250,- Rp 2.250,- dan Rp 2.750,-. Sedangkan, nilai farmer’s share terbesar ada pada saluran tataniaga IV Grade A,B,C), yaitu masing-masing sebesar 59,37%, 67,81%, dan 58,33%. Nilai farmer’s share terkecil ada pada saluran tataniaga I, yaitu sebesar 29,30%.