Pengaruh Penambahan Ekstrak Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia L. ) Dalam Pengencer Tris Kuning Telur Terhadap Kualitas Spermatozoa Kambing Setelah Pembekuan Pada -80 °C
Main Author: | Rophi, Apriani Herni |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/172329/ |
Daftar Isi:
- Dalam proses kriopreservasi proses pembekuan dan pencairan kembali (post thawing) dapat menyebabkan kejutan dingin (cold shock) yang memicu produksi Reactive Oxygen Species (ROS). Produksi ROS yang berlebihan akan menyebabkan terjadinya peroksidasi lipid pada membran sel. Peroksidasi lipid akan merusak struktur matriks lipid membran dan menurunkan fluiditas membran sel, yang menyebabkan fungsi membran terganggu sehingga berakibat pada penurunan motilitas, viabilitas, serta peningkatan abnormalitas sel spermatozoa. Untuk mencegah terbentuknya ROS secara berlebihan maka dalam pengenceran spermatozoa perlu ditambahakan antioksidan. Mengkudu (Morinda citrifolia L.) merupakan tanaman yang dapan berfungsi sebagai sumber antioksidan karena mengandung vitamin C, flavonoid dan fenol. Diharapkan dengan pemberian ekstrak buah mengkudu dalam proses kriopreservasi dapat mempertahankan keutuhan membran plasma sehingga motilitas, viabilitas spermatozoa tetap terjaga serta abnormalitas sel dapat dikurangi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media mengencer tris kuning telur yang ditambah ekstrak buah mengkudu (M. citrifolia L.) terhadap kualitas spermatozoa (motilitas, viabilitas abnormalitas, serta ultrastruktur membran) setelah dibekukan pada suhu -80°C selama 24 jam. Penelitian menggunakan metode ekperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Penelitian dibuat dalam 4 perlakuan dan masing-masing perlakukan dilakukan sebanyak 6 kali ulangan, yaitu: P0 (sebagai kontrol tris, kuning telur, gliserol 7%); P1 (tris, kuning telur, gliserol 7% dan ekstrak mengkudu 10%); P2 (tris, kuning telur, gliserol 7% dan ekstrak mengkudu 20%); serta P3 (tris, kuning telur, gliserol 7% dan ekstrak mengkudu 30%). Semen hasil penampungan diencerkan menggunakan tris kuning telur yang ditambahkan ekstrak buah mengkudu sesuai dengan perlakuan kemudian diekuilibrasi dalam cooltop pada suhu 5°C selama 2 jam yang disertai dengan penambahan gliserol sebanyak 2 kali yaitu setelah satu jam ekuilibrasi dan satu jam berikutnya setelah penambahan yang pertama. Semen cair hasil ekuilibrasi disimpan menggunakan Mr FrostyTM kemudian dibekukan dalam ultrafreezer bersuhu -80 °C, selama 24 jam. Semen di thawing pada waterbath bersuhu 37 °C selama 2,5 menit. Evaluasi kualitas spermatozoa dilakukan pada semen segar, semen cair, dan semen post thawing. Data yang diperoleh diolah menggunakan program SPSS (versi 16.0) dengan analysis of variant (ANOVA) dan Uji Duncan’s digunakan untuk mengetahui perbedaan nilai yang diperoleh, perbedaan dianggap signifikan pada p < 0.05. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase motilitas spermatozoa post thawing pada kelompok kontrol (P0), P1, P2 dan P3 secara berturut-turut adalah 2,17 %, 6,33 %, 10,83% dan 9,67 %. Persentase viabilitas spermatozoa pada kelompok kontrol (P0), P1, P2 dan P3 secara berturut-turut adalah 9,00 %, 11,33 %, 22,00 % dan 22,17 %. Pesentase abnormalitas pada kelompok kontrol (P0), P1, P2 dan P3 secara berturut-turut adalah 8,27%, 6,83 %, 5,77 % dan 10,67 %. Jenis abnormalitas spermatozoa yang ditemukan pada semen segar meliputi broke tail, “dag”defect, proximal droplet, coiled tail, shoehook tail, bent tail, dan distal droplet. Jenis abnormalitas yang ditemukan pada semen post thawing meliputi broke tail, absent head, deteched head, “dag”defect, tapered head, proximal droplet, round head, abaxial, coiled tail, shoehook tail, bent tail, dan distal droplet. Hasil pengamatan ultrastruktur spermatozoa post thawing menunjukkan adanya kerusakan pada membran kepala spermatozoa bagian anterior, yang tampak tidak rata dan seperti berlubang. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan dosis 20% (P2) ekstrak buah mengkudu dalam pengencer tris kuning telur merupakan dosis paling baik untuk mempertahankan kualitas spermatozoa setelah pembekuan pada -80 °C.