Pengaruh Kombinasi Ekstrak Etanol Daun Benalu Mangga (Dendrophthoe pentandra) dan Doxorubicin Terhadap Konsentrasi Kalsium Intraseluler dan Apoptosis Pada Sel Kanker Payudara MCF-7
Main Author: | Wahyuningtyas, Tri Esti |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/172310/ |
Daftar Isi:
- Kanker payudara adalah adenokarsinoma yang berkembang dari sel-sel payudara yang berasal dari epitel duktus maupun lobulus. Perkembangan kanker payudara dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya hormon, genetik, gaya hidup dan lingkungan. Kematian karena kanker payudara di Indonesia masih menempati urutan pertama dalam sepuluh tahun terakhir sampai dengan tahun 2016. Terapi kanker payudara dapat dilakukan dengan berbagai cara diantaranya operasi yang mungkin diikuti dengan radiasi atau kemoterapi. Penelitian tentang kemoterapi untuk kanker payudara terus dikembangkan untuk meningkatkan efikasi obat yang sudah ada dan kemungkinan ditemukannya agen kemoterapi yang baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menyelidiki apakah kombinasi ekstrak etanol daun benalu mangga (Dendrophthoe pentandra) atau DPE dan doxorubicin (obat kemoterapi) dapat menurunkan konsentrasi kalsium intraseluler dan meningkatkan jumlah sel yang mengalami apoptosis pada sel kanker payudara MCF-7. Apoptosis merupakan salah satu target dari terapi kanker. Dendrophthoe pentandra adalah tanaman parasit yang mengandung senyawa flavonoid quercitrin (quercetin-3-O-rhamnosa) yang memiliki aktivitas antikanker. Ekstrak Dendrophthoe pentandra memiliki potensi untuk menginduksi apoptosis secara in vitro pada sel kanker payudara dan telah banyak diteliti untuk bisa dikembangkan sebagai agen kemoterapi baru. Kalsium merupakan second messenger yang berperan penting dalam pengaturan berbagai fungsi seluler termasuk induksi apoptosis. Pada sel kanker terjadi peningkatan kadar kalsium intraseluler yang berasal dari masuknya kalsium dari ruang ekstraseluler dan pelepasan kalsium dari tempat penyimpanan intraseluler. Pada penelitian ini menggunakan metode flow cytometry untuk mengukur konsentrasi kalsium intraseluler dan jumlah sel yang mengalami apoptosis. Sel MCF-7 dikultur dan dibagi menjadi enam kelompok: kelompok 1 tidak diberikan doxorubicin maupun DPE (kontrol negatif); kelompok 2 diberikan doxorubicin 5 μg/ml saja; kelompok 3-5 diberikan kombinasi doxorubicin dan DPE dengan konsentrasi 12,5 μg/ml, 25 μg/ml atau 50 μg/ml secara berurutan, dan kelompok 6 diberikan DPE 50 μg/ml saja. Setelah 24 jam paparan, konsentrasi kalsium intraseluler dan jumlah sel yang mengalami apoptosis diukur dengan flow cytometer. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian kombinasi doxorubicin dan ekstrak etanol daun benalu mangga dapat menurunkan konsentrasi kalsium intraseluler dan meningkatkan jumlah sel apoptosis pada semua konsentrasi. Hasil uji one way Anova dan Post Hoc Tukey menunjukkan bahwa kombinasi doxorubicin dan ekstrak etanol daun benalu mangga secara signifikan menurunkan konsentrasi kalsium intraseluler (P <0,05), sedangkan jumlah sel apoptosis meningkat secara signifikan (P <0,05). Jumlah sel yang mengalami apoptosis semakin meningkat dengan meningkatnya konsentrasi DPE yang diberikan, sebaliknya konsentrasi kalsium menurun dengan meningkatnya konsentrasi DPE. Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson didapatkan bahwa terdapat hubungan yang kuat antara penurunan konsentrasi kalsium intraseluler dengan jumlah sel yang mengalami apoptosis pada sel MCF-7 (nilai korelasi = -0,864). Hubungan ini bersifat negatif artinya konsentrasi kalsium intraseluler yang menurun akan diikuti dengan meningkatnya jumlah sel apoptosis dan sebaliknya. Salah satu metode yang dikembangkan untuk pengobatan kanker payudara yang positif terhadap reseptor estrogen adalah dengan menkombinasikan antara obat yang dapat mengaktivasi peningkatan p53 dengan obat yang dapat menghambat reseptor estrogen untuk menginduksi kematian sel. Doxorubicin dan DPE memiliki target kerja obat yang berbeda. Doxorubicin adalah antibiotik golongan antrasiklin yang digunakan dalam terapi kanker payudara. Doxorubicin bekerja menghambat enzim topoisomerase 2 yang mengakibatkan kerusakan DNA dan mengaktivasi peningkatan p53. Akumulasi p53 akan menghambat Bcl-2 dan peningkatan protein Bax. Penurunan Bcl-2 dan peningkatan Bax akan menginduksi apoptosis. Quercetin bersifat anti estrogenik dan juga dapat menurunkan protein Bcl-2. Pada sel kanker payudara banyak diekspresikan kanal kalsium Orai3 yang dipengaruhi oleh reseptor estrogen. Hambatan pada reseptor estrogen akan menyebabkan penurunan aliran masuk kalsium ke dalam ruang intraseluler sehingga menurunkan pengisian ulang kalsium di retikulum endoplasma. Sedangkan penurunan Bcl-2 dapat menurunkan konsentrasi kalsium intraseluler. Lebih jauh lagi, deplesi kalsium dari retikulum endoplasma dapat menyebabkan terjadinya stress pada retikulum endoplasma yang pada akhirnya dapat menginduksi terjadinya apoptosis pada sel kanker. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa efek anti-kanker doxorubicin dapat ditingkatkan ketika dikombinasikan dengan DPE serta adanya hubungan antara penurunan konsentrasi kalsium intraseluler dengan peningkatan jumlah sel yang mengalami apoptosis pada sel MCF-7.