Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Good Tourism Governance dalam Pengembangan Destinasi Wisata (Studi Kasus Destinasi Wisata Penyangga Zona Kawah Ijen “Kampung Kopi” Kelurahan Gombengsari Kecamatan Kalipuro Kabupaten Banyuwangi)
Main Author: | Hernanda, Dedy Wahyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/172250/ |
Daftar Isi:
- Pada abad ke-21 Indonesia, pendekatan pembangunan telah bergeser ke arah konsep pembangunan berkelanjutan dan pembangunan yang berpusat pada manusia. Pendekatan pembangunan (pembangunan berkelanjutan dan pengembangan yang berpusat pada masyarakat), perlu dukungan dari empat aspek, yaitu kapasitas, kesetaraan, pemberdayaan, dan berkelanjutan. Salah satu bentuk tren saat ini dalam pemberdayaan masyarakat adalah pemberdayaan melalui pariwisata. Banyuwangi berusaha mengembangkan obyek wisata dan penyangga pariwisata terdepan. Salah satu wisata penyangga yang dikembangkan di Zona Kawah Ijen adalah Kampung Kopi (Desa Kopi) Kecamatan Gombengsari Kalipuro, Banyuwangi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan jenis penelitian menggunakan studi kasus deskriptif. Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi dan teknik triangulasi. Analisis data studi kasus dilakukan dari membaca transkrip / catatan lapangan, menemukan temuan umum dan mengambil temuan khusus, dialog teoritis, triangulasi data dan menyimpulkan hasil penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa program pemberdayaan dilakukan untuk mengubah dan meningkatkan kesadaran masyarakat, pengetahuan dan keterampilan untuk mencapai kemandirian lokal dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada. Pelaksanaan manajemen pariwisata di Kampung Kopi Gombengsari didasarkan pada beberapa prinsip yang digambarkan sebagai berikut: a) Keterlibatan semua Pemangku Kepentingan; aktor yang terlibat diklasifikasikan menjadi lima aktor (Pemerintah, swasta, komunitas, akademisi, dan media) atau disebut sebagai Model Pentahelix, b) Pemanfaatan sumber daya secara terus menerus dan menghindari penggunaan sumber daya tak-terbarukan yang tidak dapat diubah, c) Menganjurkan nilai lokal budaya melalui festival. Faktor pendukung internal untuk Kampung Kopi Gombengsari adalah berbagai potensi wisata. Faktor pendukung eksternal adalah pemerintah daerah, LSM, dan dukungan pelaku pariwisata lainnya. Faktor penghambat internal adalah tingkat pendidikan dan munculnya persaingan bisnis pariwisata. Faktor Eksternal adalah beberapa infrastruktur jalan yang memerlukan perbaikan, struktur birokrasi dan kecenderungan.