Analisis Kondisi dan Pengaruh Lingkungan Terhadap Ketahanan Pangan di Kabupaten Buru Maluku (Studi Kasus Kecamatan Waeapo, Lolong Guba, dan Waelata)

Main Author: Riarmanto, Arief Kurnia
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/172056/
Daftar Isi:
  • Kabupaten Buru merupakan salah satu daerah penghasil produk pertanian utama di Provinsi Maluku, dan telah dijadikan sebagai lumbung beras. Namun, meskipun setelah ditetapkan sebagai lumbung pangan, Kabupaten Buru ternyata juga tidak terlepas dari masalah ketahanan pangan. Berdasarkan hal tersebut, untuk dapat meningkatkan ketahanan pangan maka diperlukan sebuah informasi yang akurat hingga tingkat desa agar dapat dipergunakan sebagai basis data dalam penentuan keputusan pembangunan ketahanan pangan dengan memprioritaskan intervensi pada daerah-daerah dengan kerawanan pangan dan gizi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, maka analisis indikator ketahanan pangan yang sesuai dengan spesifik wilayah sangat diperlukan. Hal ini sangat penting untuk dilakukan karena kondisi di setiap wilayah berbeda. Sehingga dibutuhkan suatu data yang rill dan mencirikan kondisi dari wilayah tersebut. Sedangkan pemetaan yang dilakukan didasarkan pada alasan bahwa dengan menggunakan peta maka output laporan dan pemantauan kerawanan pangan pada titik-titik yang mengalami ketahanan atau kerawanan pangan pada suatu wilayah menjadi lebih mudah untuk dipahami. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk: 1) Menyusunan indikator-indikator ketahanan dan kerawanan di tingkat desa di Kabupaten Buru, 2). Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat ketahanan dan kerawanan pangan di lokasi penelitian, 3) Memetakan daerah-daerah rawan pangan di Kabupaten Buru, dan 4). Menganalisis pengaruh lingkungan terhadap ketahanan pangan di Kabupaten Buru. Penelitian ini dilakukan di tiga kecamatan di Kabupaten Buru yaitu kecamatan Waeapo, Lolong Guba, dan Waelata. Penentuan lokasi penelitian sebagai unit analisis dipilih secara purposive. Pendekatan kuantitatif yang digunakan yaitu xii dengan menggunakan penilaian indeks indikator, analisis spasial (pemetaan) dan analisis faktor menggunakan metode PCA (Principle Component Analysis). Dari hasil analisis faktor didapatkan 9 indikator yang dapat mempengaruhi ketahanan pangan di Kabupaten Buru. Indikator-indikator tersebut terkompositkan dalam 3 faktor atau aspek dengan indikator kami susun sebagai berikut. Aspek 1 yaitu ketersediaan pangan dengan indikator penyusun yaitu persentase luas serangan Walang sangit (Leptocorisa sp.) dan Persentase luas serangan Hama Putih (Nymphula sp.). Aspek 2 yaitu penyerapan pangan dengan indikator penyusun persentase luas serangan penggerek batang padi (Scirpophaga sp.), jumlah penyuluh, keberadaan prasarana kesehatan, petani penangkar benih, dan aspek 3 yaitu iklim dan lingkungan yang terdiri dari indikator persentase lahan tidak teririgasi, persentase luas puso, frekuensi banjir 3 tahun terakhir. Kondisi ketahanan pangan di Kabupaten Buru termasuk dalam kategori cukup tahan yaitu dengan nlai sebesar 5,88 dengan rincian kondisi sangat tahan sebanyak 9 desa, tahan sebanyak 5 desa, cukup tahan sebanyak 1 desa, agak rawan sebanyak 1 desa, rawan sebanyak 4 desa dan sangat rawan sebanyak 7 desa. Berdasarkan hasil analisis, indikator lingkungan secara bersama-sama sangat berpengaruh terhadap kerentanan pangan di Kabupaten Buru. Sedangkan secara parsial, hasil uji menunjukkan bahwa indikator persentase luas serangan hama walang sangit tidak berpengaruh nyata terhadap kerentanan pangan di Kabupaten Buru (sig. 0,279). Persentase luas lahan tidak teririgasi merupakan indikator lingkungan yang paling berpengaruh terhadap kerentanan pangan yaitu sebesar 94,16%.