Daftar Isi:
  • PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang industri bata ringan AAC (Autoclaved Aerated Concrete). Pada tahun 2015 untuk mengoptimalkan kinerja produksi, perusahaan melakukan penambahan aktiva tetap, salah satunya yaitu aktiva tetap berupa mesin produksi (mesin mortar). Pengadaan aktiva tetap ini dilakukan dengan metode kredit bank, dengan pembiayaan 60% dari harga perolehan dan bunga sebesar 8,7% pertahun selama 5 (lima) tahun. Hal ini dilakukan mengingat kondisi keuangan perusahaan yang belum mampu untuk melakukan pengadaan aktiva tetap dengan pendanaan internal. Pada dasarnya pengadaan aktiva tetap bisa dilakukan dengan beberapa cara lain, seperti dengan metode sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi. Dalam pengadaan aktiva tetap bagi perusahaan tentu perlu untuk dipertimbangkan alternatif mana yang lebih menguntungkan. Sehingga peneliti melakukan perbandingan antara metode kredit bank dan sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi dalam hal pengadaan aktiva tetap pada PT X. Dalam penelitian ini peneliti memfokuskan perhitungan penghematan pajak dan besarnya arus kas keluar terhadap kedua metode pengadaan aktiva tetap, baik dengan kredit bank maupun dengan sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi. Adapun jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus, dimana peneliti akan memberikan deskripsi, analisis dan saran atas penerapan kedua alternatif pengadaan aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan. Sehingga diharapkan akan dihasilkan sebuah alternatif yang sesuai dengan kondisi perusahaan dan mampu mencapai tujuan perusahaan untuk meningkatkan laba dengan menekan jumlah biaya yang dikeluarkan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ditemukan bahwa pengadaan aktiva tetap dengan metode sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi lebih menguntungkan dibanding dengan metode kredit bank. Dimana terdapat penghematan pajak sebesar Rp 326.447.092 dengan nilai present value sebesar Rp 396.767.931, meskipun dari sisi arus kas yang keluar metode kredit bank lebih kecil dari pada metode sewa guna usaha (leasing) dengan selisih Rp 330.970.487 dengan nilai present value Rp 306.550.626. Dari selisih antara penghematan pajak dan arus kas yang keluar dapat dilihat bahwa dari sisi sewa guna usaha (leasing) lebih menguntungkan sebesar Rp 90.217.305 dibanding dengan metode kredit bank