Evaluasi Proses Bisnis Pada PT Merdeka Grafika Indonesia Menggunakan Failure Mode And Effect Analysis Dan Quality Evaluation framework

Main Author: Rahmani,, Rusjda Widya
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/171775/
Daftar Isi:
  • PT Merdeka Grafika Indonesi merupakan perusahaan manufaktur yang kegiatanya mengolah bahan baku menjadi barang jadi yang disebut proses produksi. Perusahaan ini bergerak dibidang percetakan yang melayani pemesanan cetak poster, koran, majalah, kalender, serta tabloid. Proses produksi pada perusahaan memiliki alur yang panjang untuk menghasilkan sebuah produk jadi.Proses ini mengcangkup proses pra-cetak, produksi cetak, dan proses finishing. Dengan proses yang panjang hambatan dan kegagalan cetak dapat terjadi saat produksi berlangsung. Kegagalan cetak tersebut mengakibatkan tidak tercapainya target perusahaan. Selama ini perusahaan hanya berfokus pada perbaikan produk yang gagal tanpa mengetahui kegagalan yang ada pada setiap aktifitas produksi. Maka perlu dilakukan evaluasi proses bisnis yang berjalan saat ini dengan menggunakan Failure Mode And Effect Analysis (FMEA) dan Quality Evaluation Framework (QEF). FMEA digunakan untuk mengetahui setiap kegagalan yang terjadi pada aktivitas produksi. QEF digunakan untuk mengetahui gap yang terjadi antara target dan perhitungan QEF berdasar pada kondisi perusahaan saat ini. Langkah pertama adalah memodelkan proses bisnis menggunakan Business Process Model and Notation (BPMN). Kemudian melakukan evaluasi secara pararel menggunakan QEF dan FMEA. Langkah metode QEF adalah menentukan quality factor yang sesuai dengan proses bisnis berjalan saat ini. Quality factor tersebut dihitung menggunakan quality metric. Selanjutnya diidentifikasi pada quality factor yang tidak sesuai denga target perusahaan. Langkah metode FMEA adalah melakukan sesi brainstorming dengan stakeholder perusahaan. Kemudian membuat skala penilaian untuk tingkat keparahan (severity), tingkat frekuensi terjadinya masalah (Occurance), dan tingkat kemampuan untuk mencegah terjadinya masalah (Detection). Setelah dilakukan penilaian maka hasilnya dikalikan agar menghasilkan Risk Priority Number (RPN). Hasil dari metode QEF tersebut berupa gap yang terjadi antara target dan kondisi perusahaan saat ini. Hasil dari metode FMEA adalah potensi kegaggalan dengan nilai rpn tertinggi. Kedua hasil metode tersebut akan dicari akar permasalahanya menggunakan Root Cause Analysis