Desain dan Analisis Sistem Komunikasi Wavelength Division Multiplexing-Free Space Optic (WDM-FSO) pada Cuaca yang Bervariatif

Main Author: Kresnamurti, Muhammad Fahreza
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/171524/
Daftar Isi:
  • Implementasi WDM tergantung pada ketersediaan instalasi kabel serat optik, oleh karena itu, dengan tidak adanya infrastruktur serat, sistem WDM-FSO yang diusulkan bisa dengan mudah diaplikasikan. Sistem komunikasi FSO bila dibandingkan dengan sistem komunikasi nirkabel lainnya yaitu bandwidth yang lebih lebar, biaya instalasi yang lebih murah dibandingkan dengan serat optik, lebih mudah dan cepat dalam proses penyebaran, tidak membutuhkan lisensi. Kondisi cuaca seperti hujan, debu, salju, dan kabut / asap menjadi kendala pada media transmisi sistem FSO. Penelitian ini dilakukan secara simulasi dengan Optisystem yang bertujuan untuk mengkaji pengaruh jenis line coding dan photodetector serta kondisi cuaca pada kinerja sistem komunikasi WDM-FSO. Pengujian menggunakan 8 channel WDM dilakukan pada panjang gelombang 192.1 THz untuk kanal 1 dan 192.8 THz untuk kanal 8, bit rate 10 Gbps, line coding NRZ dan RZ serta photodetector APD dan PIN. Atenuasi cuaca cerah yang digunakan 0,233 dB/km dan cuaca hujan lebat 19,28 dB/km. Hasil penelitian menunjukkan pada cuaca cerah, kombinasi rangkaian sistem komunikasi WDM-FSO yang memberikan kinerja parameter BER terbaik yaitu bit rate 10 Gbps, line coding RZ, panjang gelombang 192,4 THz nm, dan jarak transmisi 10 km. Nilai BER yaitu 1,62432 x 10-52 dan Q-Factor 14,5472. Pada cuaca hujan lebat, kombinasi rangkaian sistem komunikasi WDM-FSO yang memberikan kinerja parameter BER terbaik yaitu bit rate 10 Gbps, line coding RZ, panjang gelombang 192,2 THz, dan jarak transmisi 1 km. Nilai terendah BER yaitu 6,17485 x 10-22 dan Q-Factor tertinggi pada nilai 9,5471. Sistem komunikasi WDM-FSO dengan kombinasi rangkaian bit rate 10 Gbps, line coding RZ dan jenis photodetector APD pada cuaca cerah maupun hujan memiliki kinerja yang paling baik dibandingkan dengan kombinasi rangkaian yang lain. Saat cuaca cerah yaitu dengan nilai rata-rata BER yaitu 9,04242 x 10-46 dan Q-Factor sebesar 14,5472 dan saat cuaca hujan lebat dengan nilai rata-rata BER 2,70330 x 10-21 dan Q-Factor 9,4291.