Pengaruh Penambahan Fly Ash terhadap Kuat Tekan dan Modulus Elastisitas Mortar dengan Campuran Semen Slag
Main Author: | Bestari, Afif Zuhair |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/171520/ |
Daftar Isi:
- Semen slag adalah kerak (slag) hasil residu pembakaran tanur tinggi, produk non-metal yang merupakan material berbentuk butiran/granular. Unsur Semen slag sebagian besar terdiri dari kapur, silika dan alumina yang terkandung di dalam besi saat dimasukkan kedalam tanur. Semen slag menunjukkan kualitas perekatan yang sama dengan semen portland, maka dari itu semen slag dapat menggantikan fungsi semen portland dengan rasio perbandingan massa tertentu. Saat ini di Indonesia pemakaian bahan ini belum tersosialisasi dengan baik. Dikarenakan semen slag masih dikategorikan sebagai Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dimana penghasil, penampung, pengangkut serta pengguna/pengolah dibatasi dengan peraturan maupun perijinan yang sangat ketat. Selain semen slag terdapat bahan limbah yang juga mampu menggantikan atau mengoptimalkan fungsi dari semen portland yaitu fly ash. Fly ash merupakan abu sisa pembakaran batu bara yang diperoleh dari hasil residu PLTU. Penggunaan fly ash dengan komposisi tertentu terbukti dapat meningkatkan kekuatan beton dan mortar. Dalam penelitian ini dibuat benda uji mortar berbentuk kubus dengan ukuran 10x10x10 cm, yang berjumlah 90 buah. Benda uji tersebut akan diuji untuk mendapatkan nilai kuat tekan dan modulus elastisitasnya. Setiap benda uji memiliki variasi komposisi penambahan fly ash, rasio semen/agregat dan variasi umur. Untuk komposisi campuran semen portland dan semen slag menggunakan 60% semen portland dan 40% semen slag, kemudian untuk variasi rasio penambahan fly ash menggunakan penambahan 10% dan 20% fly ash, untuk rasio semen/agregat menggunakan perbandingan 1:3, 1:4, dan 1:5, dan yang terakhir untuk variasi umur menggunakan umur 7 hari, 28 hari dan 56 hari. Pengujian benda uji mortar dilakukan dengan menggunakan alat compression test dan LVDT untuk memperoleh nilai regangan yang nantinya digunakan untuk mencari nilai modulus elastisitas mortar. Lalu setelah itu benda uji mortar campuran semen slag dengan variasi penambahan fly ash akan dibandingkan dengan benda uji mortar campuran semen slag tanpa menggunakan penambahan fly ash. Setelah dilakukan penelitian, data dirangkum berdasarkan perbedaan variasi penambahan fly ash, dari mortar dengan 0% fly ash, 10% fly ash dan 20% fly ash. Pada umur 7 hari mortar dengan 0% fly ash memiliki rata-rata nilai kuat tekan sebesar 10,82 MPa dan rata-rata nilai modulus elastisitas sebesar 1184,89 MPa, mortar dengan 10% fly ash sebesar 18,63 MPa dan 1482,48 MPa, dan mortar dengan 20% fly ash sebesar 14,81 MPa dan 1314,1 MPa. Kemudian pada umur 28 hari mortar dengan 0% fly ash memiliki rata-rata nilai kuat tekan sebesar 19,23 Mpa dan rata-rata nilai modulus elastisitas sebesar 1238,6 MPa, mortar dengan 10% fly ash sebesar 23,5 MPa dan 1803,85 MPa, dan mortar dengan 20% fly ash sebesar 22,65 MPa dan 2071,55 MPa. Sedangkan pada umur 56 hari mortar dengan 0% fly ash memiliki rata-rata nilai kuat tekan sebesar 23,35 MPa dan rata-rata nilai modulus elastisitas sebesar 2230,68 MPa, mortar dengan 10% fly ash sebesar 31,69 MPa dan 3943,15 MPa, dan mortar dengan 20% fly ash sebesar 32,13 MPa dan 4157,34 MPa. Setelah menggunakan aplikasi analisa dua arah maka dapat simpulkan, dengan variasi penambahan 10% dan 20% fly ash terhadap mortar campuran semen slag, fly ash memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai kuat tekan dan modulus elastisitas mortar.