Pengalaman Dan Strategi Resiliensi Petani Dalam Menghadapi Bencana Banjir Desa Dinden, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi

Main Author: Rizanaldie, Alfin Rengga
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/171348/
Daftar Isi:
  • Bahaya banjir dapat menyebabkan sebuah bencana alam apabila bertemu dengan kerentanan. Semakin tinggi kerentanan yang dimiliki masyarakat dapat memperbesar terjadinya sebuah bencana alam. Desa Dinden, Kecamatan Kwadungan, Kabupaten Ngawi merupakan desa yang memiliki resiko bahaya banjir yang tinggi. Bahaya banjir dapat menyebabkan menurunnya kualitas panen, kerugian materiil petani dan bahkan gagal panen pada daerah-daerah cekungan. Namun besarnya resiko banjir tidak membuat petani bermigrasi atau beralih mata pencaharian. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ancaman bencana banjir dan kerentanan yang dimiliki petani Desa Dinden dengan teori analisis kebencanaan Crunch Model dan upaya petani untuk tetap dalam kondisi stabil setelah bencana dengan strategi resiliensi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan metode penentuan informan purposive sampling yang difokuskan terhadap petani yang memiliki resiko bahaya banjir tinggi. Desa Dinden memiliki resiko bahaya banjir yang tinggi karena termasuk daerah muara sungai Bengawan Madiun dan termasuk sebagai daerah yang rendah. Bencana banjir di Desa Dinden terjadi pada tahun 2007 akibat bahaya banjir yang tinggi bertemu dengan kerentanan petani yang tinggi saat itu. Kerentanan yang dimiliki petani Desa Dinden diantaranya disebabkan oleh kurangnya akses terhadap pemerintah dalam pertanian dan antisipasi banjir, pengetahuan masyarakat yang kurang terhadap banjir serta bahaya banjir yang besar dan berbeda dari banjir biasanya. Desa Dinden juga mendapat air kiriman dari Kabupaten Ponorogo dan Madiun yang menyebabkan banjir semakin besar. Namun, setelah terjadinya bencana banjir 2007, menjadi titik balik bagi petani dalam menghadapi banjir. Strategi resiliensi melalui penghitungan masa tanam dan panen, sistem panen dan penyimpanan hasil panen, pembentukan koperasi pertanian, keikutsertaan dalam asuransi pertanian serta kemauan petani untuk belajar dalam mengakses pemerintah dapat membuat petani bertahan dan tetap stabil meskipun terjadi bahaya banjir yang besar setelah bencana banjir tahun 2007