Efek Toksisitas Subkronik Akibat Penggunaan Peptida Polisakarida Ganoderma Lucidum pada Organ Paru
Main Author: | Pambayun, Ike Dyah Ayu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/171299/ |
Daftar Isi:
- Latar Belakang Aterosklerosis merupakan proses patologis yang paling banyak menyebabkan penyakit kardiovaskular dengan angka kejadian dan mortalitas yang sangat tinggi. Produksi radikal bebas oksidatif diyakini menimbulkan disfungsi endotel yang merupakan awal dari terjadinya aterogenesis. Berbagai studi untuk meneliti penggunaan antioksidan dan antiinlamasi untuk mencegah proses aterosklerosis telah banyak dilakukan. Dad penelitian sebelumnya berhasil membuktikan kemampuan peptida polisakarida dari Ganoderma lucidum dalam menurunkan kadar MDA, hs-CRP, H202, kolesterol total dan sel busa secara signifikan, serta meningkatkan kadar HDL pada hewan coba Rattus novergicus strain wistar yang diberikan diet tinggi lemak. Setiap bahan obat merupakan bahan kimia yang berpotensi untuk memiliki efek toksisitas. Diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui toksisitas Ganoderma lucidum sebelum nantinya digunakan sebagai terapi komplementer penyakit jantung aterosklerotik, baik pada hewan coba maupun manusia. Tujuan : Untuk mengetahui apakah peptida polisakarida (Ganoderma lucidum) memiliki efek toksisitas subkronik pada organ paru hewan coba. Metode: Uji toksisitas subkronik tikus Rattus Novergicus Strain Wistar, 6 ekor tikus/jenis kelamin/grup diberikan larutan murni (freeze dried) Ganoderma lucidum dosis 0, 300, 600, 1200 mg/kgBB personde satu kali sehari selama 90 hari. Hasil: Sampai dengan hari ke-90 setelah pemberian ekstrak murni Ganoderma lucidum (freeze dried) dosis 300 mg/kgBB, 600 mg/kgBB dan 1200 mg/kgBB pada tikus jantan dan betina, tidak teramati adanya gejala toksik yang berarti. Pemberian larutan murni Ganoderma lucidum (freeze dried) sampai dengan peringkat dosis 1200 mg/kgBB tidak mempengaruhi sistem respiratori. Begitu pula hasil pemeriksaan gros patologi terhadap organ paru sampai dengan dosis 1200 mg/kgBB tidak didapatkan perubahan. Temuan ini didukung dengan hasil pemeriksaan histopatologi terhadap sel paru yang tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi dan gambaran histopatologi yang berarti. Tetapi, pemberian dosis 1200 mg/kgBB dapat memperbaiki granuloma akibat peradangan kronis. Kesimpulan: Pemberian per oral peptida polisakarida (Ganoderma lucidum) sampai dengan dosis 1200mg/kgbb/hari tidak didapatkan tanda-tanda toksisitas pada paru. Sebaliknya ditemukan bahwa pemberian per oral peptida polisakarida dosis 1200mg/kgbb/hari dapat memperbaiki granuloma oleh karena radang kronik.