Sintesis Karbon Aktif dari Kulit Singkong untuk Menurunkan Kadar Cr(VI) dengan Variasi Konsentrasi Awal Limbah Cr (VI) dan Aktivator ZnCl2

Main Authors: Silaen, Pra Setiawan, Karlina, Diyana
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/171254/
Daftar Isi:
  • Industri elektroplating merupakan industri pelapisan logam pada alat-alat rumah tangga, peralatan industri, otomotif dan lain-lain. Logam berat kromium (Cr) dalam bentuk Cr(VI) terkandung dalam limbah cair hasil industri elektroplating yang mana dapat berpotensi mencemari lingkungan dan berbahaya bagi kesehatan makhluk hidup. Kadar krom heksavalen pada limbah cair industri pelapisan logam berkisar 105,65 ppm (dimana nilai tersebut melebihi ambang batas yang ditetapkan melalui Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha Dan/Atau Kegiatan Industri Pelapisan Logam Dan Galvanis yaitu sebesar 0,1 mg/L. Maka dari itu dilakukan penurunan kadar Cr(VI) dalam limbah cair industri elektroplating secara adsorpsi untuk memenuhi baku mutu kualitas air bersih. Penurunan kadar Cr(VI) dengan metode adsorpsi membutuhkan adsorben karbon aktif. Pembuatan karbon aktif dari kulit singkong terdiri dari karbonisasi dan aktivasi. Karbonisasi kulit singkong menjadi karbon berlangsung pada suhu 420±20 ̊ C selama 90 menit, sedangkan proses aktivasi kimia dengan 0,5M, 1M dan 1,5M ZnCl2 dilakukan secara impregnasi selama 24 jam. Limbah Cr(VI) sintetis dibuat dengan menggunakan senyawa K2Cr2O7 dengan variasi konsentrasi 60 ppm, 80 ppm, 100 ppm, 120 ppm dan 140 ppm. Pengukuran konsentrasi sampel limbah Cr(VI) setelah adsorpsi dapat dilakukan dengan spektrofotometer Uv-vis. Karakterisasi karbon aktif dilakukan untuk memenuhi standar (SNI) 06-3730-1995 tentang arang aktif teknis. Hasil karakterisasi karbon teraktivasi 0,5M, 1M dan 1,5M ZnCl2 didapatkan kadar air berturut-turut sebesar 1,03%, 1,04% dan 1,02%, sedangkan untuk kadar abu 0,5M, 1M dan 1,5M ZnCl2 didapatkan 21,78%, 18,58%, 15,73% dan untuk kadar karbon terikat didapatkan 61,97% , 65,22% dan 66,78%. Hasil adsorpsi dalam penurunan logam Cr(VI) menunjukkan peningkatan persen penyisihan seiring dengan berkurangnya konsentrasi adsorbat. Adsorpsi menggunakan karbon aktif 0,5M, 1M dan 1,5M ZnCl2 didapatkan persen penyisihan logam Cr(VI) terbesar pada konsentrasi awal 60 ppm, diikuti dengan 80 ppm, 100 ppm, 120 ppm dan 140 ppm. Namun, hasil penyisihan terbaik jika dilihat dari konsentrasi aktivator ZnCl2 yang digunakan menunjukkan bahwa karbon teraktivasi 1,5M ZnCl2 menghasilkan persen penyisihan terbesar pada setiap konsentrasi awal adsorbat Cr (VI). Pengujian XRF dan FT-IR juga dilakukan untuk mengetahui kadar mineral oksida yang terkandung dalam karbon aktif serta untuk mengetahui gugus fungsi yang berperan dalam penyisihan logam Cr (VI). Hasil uji XRF menunjukan penurunan kadar abu seiring dengan meningkatnya konsentrasi aktivator ZnCl2 yang digunakan, sedangkan uji FT-IR menunjukkan adanya gugus hidroksi (-OH), karboksil (-COOH), dan amina (-NH3) pada karbon teraktivasi 0,5M, 1M dan 1,5M ZnCl2 yang berperan untuk mengikat adsorbat Cr (VI).