Rekayasa Fasad Penurun Temperatur Ruang Gedung Kalimantan DJBC Jakarta Timur sebagai Upaya Penerapan Arsitektur Hemat Energi
Main Author: | Amalina, Fariza Nur |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/171190/ |
Daftar Isi:
- Perancangan bangunan pada elemen fasad sebagai pembatas termal secara tepat dapat membantu mereduksi konsumsi energi listrik bangunan sebagai salah satu upaya untuk menerapkan arsitektur hemat energi. Bangunan tinggi yang memiliki volume bangunan besar mengutamakan sistem penghawaan buatan sebagai sistem penghawaan utama demi terciptanya kenyamanan termal seperti pada Gedung Kalimantan DJBC Jakarta Timur yang terdiri dari 15 lantai. Berdasarkan hal tersebut maka penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi kinerja fasad eksisting Gedung Kalimantan DJBC Jakarta Timur sehingga dapat diberikan rekomendasi desain fasad untuk membantu mereduksi konsumsi energi listrik pada sistem penghawaan buatan. Elemen-elemen fasad yang dipertimbangkan sebagai alternatif rekomendasi desain adalah shading device, Double Skin Facade (DSF), dan material kaca. Kajian teori dilakukan pada beberapa aspek mengenai kenyamanan termal dan fasad untuk melihat keterkaitan antara aspek-aspek tersebut pada arsitektur hemat energi. Metode deskriptif kuantitatif dilakukan pada penelitian ini untuk menemukan selisih temperatur ruang luar dan ruang dalam Gedung Kalimantan DJBC Jakarta Timur sebagai dasar perhitungan energi yang mampu dikeluarkan oleh fasad eksisting berdasarkan volume bangunan dan selisih temperatur ruang tersebut. Simulasi dan validasi dilakukan pada tahap berikutnya sebagai penyesuaian antara modeling terhadap bangunan eksisting sehingga dapat dilanjutkan pada perancangan alternatif rekomendasi desain. Dari penelitian ini diketahui bahwa pengaplikasian shading device jenis egg crate mampu menghasilkan energi selama delapan jam sebesar 961,02 Wh pada ruang barat laut, 253,22 Wh pada ruang selatan, dan 1.095,18 Wh pada ruang tenggara. Aplikasi shading device horizontal dapat menghasilkan energi sebesar 1.094,19 Wh pada ruang barat laut, 582,42 Wh pada ruang selatan, dan 1.076,59 Wh pada ruang tenggara. DSF dengan material double glazed low e glass mampu menghasilkan energi sebesar 1.238,17 Wh pada ruang barat laut, 408,31 Wh pada ruang selatan, dan 1.040,79 Wh pada ruang tenggara. Sedangkan kombinasi DSF dan shading device dapat mengeluarkan energi terbesar sebanyak 1.192,65 Wh pada ruang barat laut, 503,36 Wh pada ruang selatan, dan 1.076,19 Wh pada ruang tenggara. Secara umum, seluruh elemen rekomendasi desain memiliki kinerja yang lebih baik dibandingkan fasad eksisting pada ruang-ruang yang diuji.