Prototipe Jembatan Pracetak Rangka Beton Bertulangan Bambu Dengan Perkuatan Klem-Selang Pada Tulangan
Main Author: | -, Muhtar |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/171127/ |
Daftar Isi:
- Bambu sebagai tulangan beton, terutama pada konstruksi sederhana, karena memiliki kuat tarik relatif tinggi. Dari segi ekonomi, harga bambu jauh lebih murah dari harga tulangan baja untuk tingkat kekuatan yang sama. Penelitian pemanfaatan bambu sebagai tulangan beton telah banyak dilakukan, diantaranya sebagai tulangan balok, kolom, plat, dan rangka atap beton bertulang. Kegagalan elemen batang beton bertulang bambu disebabkan oleh kegagalan lekatan antara tulangan bambu dan beton. Pemanfaatan lapisan perekat dan modifikasi kekasaran tulangan bambu telah dilakukan oleh banyak peneliti. Namun, pola kegagalan slip masih muncul. Konsep pemakaian klem-selang pada tulangan bambu sama dengan konsep pemakaian tulangan ulir pada beton, dimana pada konsep ini terjadi interaksi gaya gesek dan gaya tumpu antara beton dan tulangan. Pemasangan klem selang pada tulangan bambu berfungsi sebagai tahanan slip antara tulangan bambu dengan beton. Gaya gesekan dari permukaan tulangan bambu akan terdistribusikan pada klem selang yang berfungsi sebagai konektor geser. Perkuatan tulangan bambu menggunakan klem selang kemudian diterapkan pada elemen-elemen jembatan pracetak rangka beton bertulang bambu. Penelitian ini mempunyai 3 tujuan pokok, diantaranya adalah: (1) meningkatkan tegangan lekat (bond stress) antara tulangan bambu dengan beton, (2) mendapatkan hubungan bebanlendutan rangka jembatan beton bertulang bambu dengan perkuatan klem-selang pada tulangan tariknya, dan (3) mendapatkan kinerja elastis prototipe jembatan pracetak rangka beton bertulang bambu. Parameter ukur jembatan dengan integritas baik, yaitu jembatan dengan lendutan dan deformasi tidak melampaui L/800 pada beban layan. Tahap pengujian terdiri dari: pengujian balok, sambungan, rangka, dan pengujian prototipe jembatan. Benda uji terdiri dari 4 buah balok berukuran 120 mm x 200 mm x 2000 mm dan 24 buah balok berukuran 75 mm x 150 mm x 1100 mm yang diuji dengan metode third-point loading. 4 buah benda uji sambungan antara balok dengan rangka jembatan, 2 buah benda uji rangka jembatan, dan 1 buah prototipe jembatan pracetak dengan ukuran bentang 3200 mm dan lebar 2240 mm. Pengujian sambungan dan balok jembatan dilakukan di laboratorium dengan pengaturan beban sesuai dengan penggunaannya, sedangkan uji prototipe jembatan dilakukan secara langsung di lapangan dengan beban berupa mobil mini bus. Hasil pengujian menunjukkan bahwa: (1) tegangan lekat (bond-stress) balok beton bertulang bambu (BRC) dengan rasio luas tulangan bambu 4% meningkat sampai dengan 36% bila dibanding dengan balok beton bertulang baja (SRC) dengan rasio luas tulangan baja 0.89%, (2) dari hubungan beban-lendutan menunjukkan bahwa rangka jembatan beton bertulangan bambu dengan model penulangan portal kaku (frame) dengan perkuatan klem-selang pada tulangan tariknya mempunyai kekakuan dan kapasitas beban yang lebih tinggi dibanding rangka dengan model penulangan rangka sendi (truss), dan (3) prototipe jembatan pracetak rangka beton bertulangan bambu mempunyai integritas yang cukup baik dengan lendutan maksimum sebesar 0.25 mm dan deformasi maksimum sebesar 0.20 mm, Sehingga jembatan memenuhi syarat berdasarkan standart AASTHO maupun RSNI T-12-2004 yaitu lendutan dan deformasi tidak lebih dari L/800 = 3.75 mm, dengan menganggap beban mobil adalah beban kerja.