Analisis Perbandingan Pengendalian Persediaan Vanilli Powder dengan Metode EOQ Probabilistik (Q,R) dan Metode Kanban di PT. Unimos
Main Author: | Feoshinta, Hernanda |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/171087/ |
Daftar Isi:
- PT. Unimos adalah salah satu perusahaan manufaktur yang memproduksi biskuit dan wafer. Kebijakan pengendalian persediaan PT. Unimos merespon permintaan produk yang berfluktuasi dan ketidakpastian lead time. Hal ini menyebabkan jumlah persediaan bahan baku vanilli powder terlalu berlebih (overstock). Persediaan bahan baku vanilli powder yang berlebih mengakibatkan terjadinya kerusakan dan meningkatkan total biaya persediaan (total inventory cost). Tujuan penelitian ini adalah menentukan metode pengendalian persediaan bahan baku yang menghasilkan total inventory cost rendah. Hasil penelitian diharapkan dapat memberi kontribusi bagi perusahaan untuk mengetahui jumlah pemesanan (Q), waktu pemesanan kembali/ reorder point (R) dan besarnya safety stock yang menghasilkan total inventory cost rendah. Dalam penelitian ini membandingkan 2 metode pengendalian persediaan, yaitu metode EOQ Probabilistik (Q,R) dan metode Kanban. Setelah melakukan perhitungan kedua metode, kemudian dibandingkan dan memilih total inventory cost yang lebih rendah. Metode EOQ Probabilistik (Q,R) adalah metode menentukan jumlah pemesanan ekonomis (Q), waktu pemesanan kembali (R) dan persediaan pengaman (safety stock) dengan kondisi adanya ketidakpastian permintaan dan lead time agar total inventory cost rendah. Metode Kanban adalah metode yang digunakan dalam menentukan jumlah pemesanan dengan lead time yang pendek dan ukuran lot size yang kecil, serta memanfaatkan kemampuan supplier untuk menyerahkan pesanan secara tepat ketika dibutuhkan perusahaan. Berdasarkan hasil perhitungan, metode EOQ Probabilistik (Q,R) merupakan metode yang dipilih. Hasil perhitungan menggunakan metode EOQ Probabilistik (Q,R) didapatkan jumlah pemesanan ekonomis (Q) sebesar 507,25 kg, waktu pemesanan kembali (R) sebesar 694,26 kg dan besarnya safety stock yang sebaiknya dimiliki perusahaan sebesar 202,33 kg menghasilkan total inventory cost sebesar Rp 130.539.386. Hasil perhitungan menggunakan metode Kanban didapatkan jumlah pemesanan dalam 1 kartu kanban adalah 4 drum. Pemesanan kembali yang dapat dilakukan perusahaan setelah satu kanban kosong atau telah digunakan. Besarnya safety stock yang ditentukan dengan mempertimbangkan lead time pengiriman sebesar 4 drum menghasilkan total inventory cost sebesar Rp 185.811.600. Selisih total inventory cost antara metode EOQ Probabilistik (Q,R) dan metode Kanban adalah Rp 55.272.214.