Usulan Pencegahan Produk Apkir Pada Pengolahan Edamame Beku Menggunakan Pendekatan Failure Mode and Effect Analysis (Studi Kasus PT Mitratani Dua Tujuh Jember)
Main Author: | Damayanti, Yovi Sephira |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/171064/ |
Daftar Isi:
- PT Mitratani Dua Tujuh Jember merupakan perusahaan yang bergerak dalam sektor industri pangan khususnya produk sayuran beku. Edamame merupakan produk utama yang dipasarkan untuk pasar lokal dan ekspor. Kegiatan produksi yang dilakukan terstruktur, menghasilkan produk berkualitas sesuai standar Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) dan British Retail Consortium (BRC). Hasil pengecekan kualitas produk edamame beku PT Mitratani Dua Tujuh menunjukkan bahwa masih banyak produk apkir yang tersaring dan tersimpan. Produk apkir mengindikasikan adanya penurunan kualitas edamame pada proses pengolahan. Kapasitas cold storage berkurang ketika banyak produk apkir yang tersimpan untuk diolah kembali menjadi produk edamame kupas (mukimame). Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko - risiko yang mempengaruhi kualitas produk edamame beku selama proses pengolahan dan diharapkan mampu menghasilkan tindakan perbaikan untuk menangani risiko tersebut. Quality Risk Management (QRM) memiliki tahapan sistematis yang terdiri dari risk asessment, risk control dan risk review. Penelitian ini hanya melakukan 2 tahap awal saja yaitu risk asessment dan risk control. Langkah awal yang dilakukan risk identification terhadap risiko yang mempengaruhi kualitas produk edamame beku melalui wawancara dan observasi dibantu dengan menggunakan kuesioner terbuka dan metode Root Cause Analysis (RCA). Selanjutnya, risk analysis dilakukan untuk menilai risiko – risiko tersebut menggunakan Failure Modes and Effects Analysis (FMEA). Penilaian ditinjau dari 3 kriteria yaitu severity, occurence dan detection. Hasil perkalian ketiga kriteria tersebut dinamakan Risk Priority Number (RPN), dievaluasi berdasarkan Risk Priority Matrix.Hal ini bertujuan untuk memetakan risiko dan mempermudah peneliti dalam menentukan risiko prioritas. Langkah terakhir yaitu risk control untuk menentukan tindakan perbaikan yang diperlukan untuk menangani risiko prioritas. Hasil dari penelitian ini yaitu telah teridentifikasi 31 risiko yang mempengaruhi kualitas produk pada proses pengolahan di PT Mitratani Dua Tujuh. Penilaian risiko dengan metode FMEA menghasilkan RPN yang dipetakan menggunakan Risk Priority Matrix menunjukan 5 risiko dalam kategori high, 25 risiko dalam kategori medium dan 1 risiko dalam kategori low. Risiko dalam kategori high yaitu risiko dengan kode R1, R10, R27, R11 dan R28, dipilih sebagai risiko prioritas yang ditangani lebih lanjut. Adapun rekomendasi perbaikan yang diperoleh untuk menangani R1 yaitu perancangan alat penuang BBM untuk meminimalisir kesalahan operator yang mengakibatkan mesin screening tidak dapat memisahkan benda asing. Selain itu untuk menangani risiko R10, R27, R11 dan R28 dirancang pembagian kerja pada meja sortasi di stasiun kerja grading dan sortasi akhir bertujuan agar aktivitas sortasi lebih terarah dan operator lebih mudah mencari produk apkir. Alat bantu sorting scoop digunakan untuk menyebarkan edamame pada meja konveyor, meminimalisir penumpukan edamame.