Analisis Perubahan Tutupan Mangrove Pada Tahun 1998 – 2018 Menggunakan Citra Satelit Landsat Di Pesisir Batu Karas, Pangandaran, jawa Barat
Main Author: | Nurlistianto, R. Arif |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/171021/ |
Daftar Isi:
- Hutan mangrove merupakan salah satu vegetasi yang ada di pantai beriklim tropis, didominasi oleh spesies pohon yang habitatnya di daerah pasang surut serta pantai berlumpur. Ekosistem ini tergolong unik karena dapat tumbuh melimpah di tanah bersalinitas tinggi dengan kondisi tergenang air payau secara periodik. Banyaknya manfaat dari mangrove menyebabkan adanya pemanfaatan secara berlebihan sehingga menjadikan ekosistem tidak seimbang. Pemanfaatan mangrove secara berlebihan memiliki bentuk yang beragam, salah satunya yaitu alih fungsi lahan menjadi area pertambakan. Luasan hutan mangrove di Indonesia semakin menurun tiap tahunnya, lebih dari 30% hilang dalam kurun waktu tahun 1980 – 2005. Perubahan tutupan mangrove dapat diketahui dengan menggunakan pendekatan penginderaan jauh (remote sensing). Penginderaan Jauh adalah pengamatan terhadap objek menggunakan alat bantu jarak jauh yang dilakukan tanpa harus menyentuhnya secara langsung. Landsat 8 OLI/TIRS merupakan salah satu contoh dari citra satelit yang digunakan pada penginderaan jauh. Selain Landsat 8 OLI/TIRS, digunakan juga Landsat 5 TM dan 7 ETM sebagai data perbandingan dalam jangka waktu 20 tahun. Penelitian ini juga menambahkan metode hemispherical photography sebagai metode pendukung dalam menghitung luas tutupan mangrove. Hemispherical photography merupakan suatu metode fotografi yang digunakan untuk menduga radiasi sinar matahari menggunakan lensa wide-angle. Kawasan Pesisir Batu Karas, Pangandaran merupakan salah satu kawasan yang mengalami penurunan jumlah luasan hutan mangrove akibat adanya alih fungsi lahan menjadi area pertambakan. Dampak ini dirasakan oleh Kelompok Pengawas Masyarakat (Pokmaswas) kawasan tersebut. Minimnya inventarisasi data yang dimiliki menjadi alasan kuat kawasan ini untuk diteliti. Data tersebut merupakan data perhitungan luasan dan data tutupan mangrove pada Mangrove Sanghyang Lestari, Batu Karas. Kedua data ini nantinya dapat dimanfaakan untuk perencanaan rehabilitasi dan pelestarian mangrove oleh stakeholder Kawasan Pesisir Batu Karas di masa yang akan datang. Tutupan mangrove Batu Karas mengalami perubahan dalam 20 tahun terakhir. Pada tahun 1998, Batu Karas memiliki luas mangrove 33,31 Ha, lalu turun menjadi 32,17 Ha pada tahun 2008, terjadi penurunan sebesar 1,14 Ha. Hal ini dikarenakan adanya penebangan hutan secara liar dan tidak bertangung jawab. Pada tahun 2018, mangrove Batu Karas mengalami penurunan lagi menjadi 25,80 Ha atau penurunan sekitar 6 Ha. Peristiwa ini terjadi dikarenakan adanya alih funsi lahan menjadi area pertambakkan. Mangrove Batu Karas memiliki sebaran yang sama dengan mangrove di daerah lainnya. Spesies Nypa fruticans banyak terdapat di wilayah pinggiran sungai yang masih terpengaruh pasang surut air laut. Avicenia sp. banyak terdapat di wilayah yang bersubstrat lumpur. Spesies Rhizopora sp. juga banyak ditemukan hampir di semua wilayah mangrove Batu Karas, terutama di wilayah yang masih tergenang air dan substrat berlumpur. Bibit spesies Rhizopora juga sedang banyak dilakukan penanaman pada wilayah baru yang terpengaruh pasang surut.