Klasifikasi Masa Ovulasi Menggunakan Metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik Dan K-Nearest Neighbor
Main Author: | -, Subairi |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/171008/ |
Daftar Isi:
- Masa subur pada wanita dewasa adalah periodik dan berhubungan dengan siklus menstruasi, tetapi fakta bahwa puncak kesuburan terjadi pada titik tengah perkiraan antara menstruasi tidak diketahui sampai pada era tahun 1930-an. Untuk mengetahui masa subur telah banyak dikembangkan alat monitor kesuburan dengan berbagai metode antara lain, metode lendir servik, monitor hormon Luteinizing urin, monitor suhu tubuh basal, observasi diameter folikular, monitor folikel hormon antimulerian, observasi online, monitor hormon kesuburan elektronik, metode peak day, dan metode standard day. Selain metode tersebut, monitoring masa subur juga bisa dideteksi dengan memeriksa kristal cairan air liur (ferning saliva). Pada penelitian ini didiskusikan dan dijelaskan hasil penelitian tentang bagaimana mendeteksi dan mengklasifikasikan masa ovulasi pada wanita berdasarkan citra pola ferning saliva menggunakan perbandingan metode Jaringan Saraf Tiruan Propagasi Balik (JST-PB) dan metode K-Nearest Neighbor (K-NN) sehingga dapat mengklasifikasikan masa tidak subur (infertile period), transisi ke masa subur (intermediate period), dan puncak masa subur (fertile period) wanita dengan akurasi yang baik. Data masukan berupa gambar ferning saliva kemudian diolah pada proses pengolahan citra menggunaan ekstraksi fitur tekstur menggunakan metode gray-level co-occurence matrices (GLCM). Terdapat lima parameter fitur yang dipakai yaitu angular second moment (ASM), contrast, inverst different moment (IDM), entropy, dan correlation, yang diambil dari rata-rata hasil masing-masing sudut 0°, 45°, 90°, dan 135°. Sedangkan data keluaran adalah salah satu dari tiga klasifikasi dari masa ovulasi, yaitu infertile, intermediate, dan fertile. Dari hasil penelitian ini didapat bahwa metode JST-PB berhasil melakukan pelatihan dan pengujian klasifikasi citra ferning saliva untuk menentukan masa ovulasi wanita dengan akurasi klasifikasi sebesar 100.0%, 86.7%, dan 86.7%, sedangkan metode K-NN mencapai akurasi sebesar 93.3%, 80.0%, dan 86.7%,, keduanya berurutan untuk klasifikasi infertile, intermediate, dan fertile.