Pengaruh Variasi Ignition Timing Terhadap Emisi Gas Buang Engine 4-Langkah dengan Bahan Bakar HCNG

Main Author: Nugroho, Afrie Setyo
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/170985/
Daftar Isi:
  • Peningkatan populasi manusia menyebabkan kebutuhan akan konsumsi energi mengalami peningkatan. Sedangkan, ketersediaan sumber energi fosil (minyak bumi) lama kelamaan akan semakin menipis mengingat energi fosil salah satu energi yang tidak dapat diperbaharui. Rata-rata kenaikan jumlah kendaraan di Indonesia sekitar 8 juta unit pertahunnya dan diproyeksikan akan terus meningkat di tiap tahunnya seiring dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Sehingga saat ini diperlukan bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar minyak salah satunya yaitu bahan bakar gas. Bahan bakar gas yang dimaksudkan pada penelitian ini adalah Compressed Natural Gas (CNG) dan hidrogen (H2). Penelitian dengan bahan bakar HCNG pada engine 4-langkah dengan variasi igntion timing bertujuan untuk mengetahui variasi igntion timing mana yang dapat menghasilkan emisi gas buang terbaik. Dimana variasi ignition timing yang digunakan pada penelitian ini adalah igntion timing standard, ignition timing dipercepat (+4o) dan ignition timing diperlambat (-4o) Hasil penelitian yang didapatkan dari hasil penelitian ini adalah pada variasi ignition timing standard menghasilkan emisi gas buang terbaik dibandingkan variasi ignition timing dipercepat (+4o) dan variasi ignition timing diperlambat (-4o). Pada variasi ignition timing standard memiliki pressure dan waktu pembakaran yang tepat sehingga emisi gas buang yang dihasilkan lebih baik dibandingkan variasi ignition timing lainnya. Sedangkan ignition timing diperlambat (-4o) memiliki kandungan emisi gas buang yang lebih baik dibandingkan variasi ignition timing dipercepat (+4o). Hal ini dikarenakan, pada variasi ignition timing diperlambat memiliki pressure cylinder yang lebih tinggi dibandingkan igntion timing dipercepat (+4o) akan tetapi tidak lebih baik dibandingkan ignition timing standar karena, pada variasi ignition timing diperlambat terjadi proses pembakaran yang terlalu lambat sehingga ketika proses pembakaran masih berlangsung sudah terjadi langkah buang (exhaust).