Studi Efektivitas Tanaman Kayu Apu (Pistia Stratiotes), Melati air (Echinodorus palaefolius) dan Zeolit Alam Guna Meningkatkan Kualitas Limbah Cair Industri Tahu

Main Author: Rahmah, Miftakhul
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/170895/
Daftar Isi:
  • Meningkatnya industri tahu di Indonesia memberikan sumbangan terbesar masuknya limbah ke dalam lingkungan. Limbah cair tahu merupakan limbah organik yang mengandung senyawa anorganik dan dapat mencemari lingkungan. Pencemaran terjadi jika adanya kelebihan kandungan unsur hara yang dibutuhkan oleh tumbuhan untuk pertumbuhannya sehingga menyebabkan pertumbuhan eutrofikasi yang mampu meningkatkan produktivitas primer pada suatu perairan. Oleh karena itu, kandungan BOD, COD, dan TSS pada limbah cair tahu harus diminimalisir sehingga dapat menekan terjadinya pencemaran. Salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya pencemaran yaitu dengan pengolahan limbah secara biologi yaitu dengan menggunakan tanaman Kayu Apu (pistia stratiotes) dan Melati Air (Echinodorus palaefolius). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi eksisting pada pembuangan limbah industri tahu, untuk mengetahui waktu optimal yang dibutuhkan untuk mereduksi BOD, COD, TSS, pH., dan untuk mengetahui efektivitas tanaman Kayu Apu (pistia stratiotes) dan Melati Air (Echinodorus palaefolius) dalam mengurangi kandungan BOD, COD, TSS, pH pada limbah pabrik cair industri tahu. Penelitian ini menggunakan media tanaman melati air dan kayu apu serta kerikil setinggi 10 cm, zeolit setinggi 10, dan ijuk setinggi 5 cm sebagai bahan penyaring. Percobaan ini menggunakan pipa 4 inch 4 buah . dimna pengambilan sampel diambil sebanyak 3 kali yaitu pada hari ke-1, hari ke-2, dan hari ke-5. Hasil Penelitian menunjukkan selama 5 hari perlakuan pada melati air 1 kandungan BOD dari 660 mg/L turun hingga mencapai 80 mg/L, untuk kandungan COD dari 1950 turun hingga mencapai 330 mg/L , untuk kandungan TSS dari 883 mg/L turun hingga mencapai 86 mg/L, Untuk pH dari 3,91 naik menjadi 5,53. Pada melati air 2 kandungan BOD dari 660 mg/L turun hingga mencapai 65 mg/L, untuk kandungan COD dari 1950 turun hingga mencapai 510 mg/L , untuk kandungan TSS dari 883 mg/L turun hingga mencapai 87 mg/L, Untuk pH dari 3,91 naik menjadi 5,53. Pada Kayu Apu 1 kandungan BOD dari 660 mg/L turun hingga mencapai 22 mg/L, untuk kandungan COD dari 1950 turun hingga mencapai 400 mg/L , untuk kandungan TSS dari 883 mg/L turun hingga mencapai 75 mg/L, Untuk pH dari 3,91 naik menjadi 5,67. Pada Kayu Apu kandungan BOD dari 660 mg/L turun hingga mencapai 82 mg/L, untuk kandungan COD dari 1950 turun hingga mencapai 430 mg/L , untuk kandungan TSS dari 883 mg/L turun hingga mencapai 81 mg/L, Untuk pH dari 3,91 naik menjadi 5,83. Pada filter kandungan BOD dari 660 mg/L turun hingga mencapai 45 mg/L, untuk kandungan COD dari 1950 turun hingga mencapai 470 mg/L , untuk kandungan TSS dari 883 mg/L turun hingga mencapai 87 mg/L, Untuk pH dari 3,91 naik menjadi 5,59. Dari hasil penelitian dan analisa yang telah dilakukan tanaman melati air dan melati air mampu menurunkan kandungan BOD, COD, TSS, serta pH dengan prosentase Percobaan pada melati air 1 kandungan BOD sebesar 50,31%, kandungan COD sebesar 50%, Kandungan TSS sebesar 54,50%, kandungan pH sebesar 13,10%. Percobaan pada melati air 2 kandungan BOD sebesar 71,62%, kandungan COD sebesar 40,70%, Kandungan TSS sebesar 53,48%, kandungan pH sebesar 12,87%. Percobaan pada kayu apu 1 kandungan BOD sebesar 69,44%, kandungan COD sebesar 37,50%, Kandungan TSS sebesar 40,94%, kandungan pH sebesar 14,91%. Percobaan pada kayu apu 2 kandungan BOD sebesar 28,07%, kandungan COD sebesar 53,76%, Kandungan TSS sebesar 51,50%, kandungan pH sebesar 18,76%. Percobaan pada filter kandungan BOD sebesar 77,5%, kandungan COD sebesar 33,80%, Kandungan TSS sebesar 66,54%, kandungan pH sebesar 16,95%.