Selektivitas Mata Jaring Trammel Net Terhadap Ikan Belanak (Mugil Dussumieri) Di Perairan Ujung Pangkah, Gresik Jawa Timur

Main Author: Firdaus, Zulqarnain Sholeh
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/170883/1/Zulqarnain%20Sholeh%20Firdaus.pdf
http://repository.ub.ac.id/170883/
Daftar Isi:
  • Sejak diberlakukannya Keppres No. 39 tahun 1980 tentang penghapusan dan pelarangan pukat harimau di seluruh Indonesia, trammel net atau jaring tiga lapis telah direkomendasikan oleh pemerintah sebagai alat tangkap alternatif pengganti trawl untuk tujuan penangkapan udang, namun pada dekade terakhir ini kepemilikan trammel net oleh nelayan tradisional telah menunjukkan peningkatan jumlah yang cukup pesat khususnya di perairan utara Pulau Jawa. Hal ini dikarenakan trammel net tergolong murah dan mudah dalam pengoperasiannya (Jamal, 2015). Akibat dampak dari peningkatan intensitas penangkapan dan pencemaran di perairan pantai utara Jawa khususnya di perairan Ujungpangkah, sehingga sumberdaya ikan khususnya udang menjadi semakin berkurang. Saat ini terdapat kecenderungan bahwasanya target penangkapan nelayan trammel net di perairan utara Jawa adalah ikan, yang dikategorikan sebagai hasil tangkapan sampingan dan memiliki nilai ekonomis yang lebih rendah daripada udang. Ikan belanak merupakan spesies non target yang banyak di temukan di perairan utara Jawa khususnya di perairan Ujungpangkah. Sebagai upaya menjaga kelestarian sumberdaya perikanan dan keanekaragaman hayati, maka perlu dilakukan penelitian selektivitas trammel net terhadap ikan belanak untuk perbaikan performa selektivitasnya. Tujuan dari penelitian ini antara lain: 1) Mengetahui spesies hasil tangkap trammel net di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik Jawa Timur. 2) Mengukur selektivitas mata trammel net terhadap ikan belanak di perairan Ujungpangkah Kabupaten Gresik Jawa Timur. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan MS. Excel yaitu mencari kurva seletivitas dengan cara memasukkan ukuran mata jaring, Ca, berdasarkan selang kelas panjang untuk mata jaring yang lebih kecil (ma = 3,175 cm) dan Cb, untuk mata jaring yang lebih besar (mb = 3,81 cm) diberikan. Parameter yang akan diestimasi dengan menggunakan model Holt. Ikan hasil tangkapan yang didapatkan dalam penelitian pada jaring trammel net sebanyak 11 jenis spesies, yaitu ikan belanak (Mugil dussumieri) dengan 707 ekor (58,43%), kemudian udang jerbung (Penaeus merguiensis) (8,71%) sebanyak 106 ekor, ikan keting (Mystus nigriceps) 185 ekor (15.20%), ikan laosan sebanyak 79 ekor (6.49%), ikan sembilang (Plotosus canius) sebanyak 10 ekor (0.82%), ikan gulamah (Pseudocienna amovensis) sebanyak 69 ekor (5.67%), ikan bandeng (Chanos chanos) sebanyak 12 ekor (0.99%) ikan sebelah (Psettodes erumei) sebanyak 2 ekor (0.16%), ikan kacangan (Megalaspis cordyla) sebanyak 4 ekor (0.33%), rajungan (Portunus pelagicus) sebanyak 5 ekor (0.41%), dan ikan pepetek (Leiognathus dussumieri) sebanyak 38 ekor (3.12%). Umumnya semua hasil tangkapan tertangkap secara entangled, ikan belanak umumnya tertangkap secara entangled dan snagged, sedangkan udang seluruhnya tertangkap secara entangled. Ikan belanak tertangkap pada selang kelas panjang 55-285 mm dengan distribusi ukuran panjang tertinggi terletak pada selang kelas panjang 145-155 mm.Pada jaring 1,25 inci diketahui nilai = 0,9778 (97,7%). Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat keeratan antara panjang dengan berat sebesar 97,7 % Nilai (r) yang hampir mendekati satu, menunjukkan bahwa keragaman yang dipengaruhi oleh faktor lain dilokasi tersebut kemungkinannya cukup kecil. Berdasarkan gambar tersebut diketahui bahwa nilai b dari sampling ikan belanak sebesar 0,7578 atau dapat dikatakan 0,8 jika dibulatkan, sehingga pertumbuhan ikan belanak tersebut bersifat alometrik negative. Sedangkan pada jaring 1,50 inci nilai = 0,9614 (96,1%). Hasil tersebut diperoleh dari akar R-Square yang terdapat pada tabel regresi. Hasil tersebut menunjukkan bahwa terdapat keeratan antara panjang dengan berat sebesar 94,5% Nilai (r) yang hampir mendekati satu. Diketahui bahwa nilai b dari sampling ikan belanak sebesar 0,5056 atau jika dibulatkan 0,5, sehingga pertumbuhan ikan belanak tersebut bersifat alometrik negative dengan nilai b = 0,5 yang berarti menunjukkan ikan dengan kategori kurus. Kurva selektivitas trammel net memiliki efisiensi 50% berkisar antara 7,05 sampai 8,43. Kurva selektivitas terlihat lebar, karena lebarnya kurva selektivitas trammel net untuk ikan belanak ini menandakan bahwa alat tangkap ini kurang selektif karena spesies yang tertangkap beragam ukurannya. Secara umum kurva selektivitas ini berbentuk simetris, dimana bagian di sebelah kanan kurva mengalami penurunan mendekati nol karena adanya peluang ikan besar untuk lolos melalui mata jaring, sementara itu kurva disebelah kiri tidak mencapai titik nol karena ikan yang kecil memiliki peluang yang lebih tinggi untuk tertangkap secara terbelit entangled. Hal ini berarti bahwa jaring trammel net kurang selektif dalam hal kisaran panjang ikan yang dapat ditangkap