Pelestarian Bangunan Museum Asi Mbojo Kota Bima
Main Author: | Hardianty, Annis |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/170844/ |
Daftar Isi:
- Bima merupakan kota di Indonesia yang pernah dijajah oleh Belanda, namun sedikit menyisakan bangunan asli Kolonial Belanda. Sedikitnya bangunan bersejarah yang tersisa di Kota Bima membuat pihak pemerintah melakukan usaha pelestarian, yaitu dengan menetapkan bangunan bersejarah menjadi cagar budaya nasional. Bangunan yang dimaksud adalah Museum Asi Mbojo. Bangunan Museum Asi Mbojo memiliki perpaduan antara dua gaya arsitektur, yaitu perpaduan antara arsitektur kolonial Belanda dan Tradisional Bima. Hal tersbut membuat museum ini berbeda dari bangunan kolonial lainnya dan menjadi landmark kota Bima. Berdasarkan gaya arsitektur tersebut, dapat dikatakan bahwa bangunan ini menarik untuk diamati karakter arsitekturnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis karakter arsitektur bangunan dan memberikan arahan pelestarian pada Museum Asi Mbojo berupa penggolongan potensial, yang kemudian diarahkan pada teknik pelestarian. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analisis, metode evaluatif, serta metode development. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisis data kondisi objek sehingga didapatkan informasi terkait perubahan pada elemen pembentuk karakter bangunan. Hasil analisis karakter arsitektural dievaluasi dalam metode evaluatif menggunakan kriteria dari makna kultural bangunan. Pada metode development dilakukan penentuan arahan pelestarian dengan cara pengelompokan pada tiga tingkat potensial (potensial rendah, sedang dan tinggi). Masing-masing potensial diarahkan pada empat strategi pelestarian yaitu preservasi, konservasi, rehabilitasi dan rekonstruksi. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa elemen arsitektur pada bangunan tergolong pada potensial tinggi sejumlah 39, yang diarahkan pada tindakan preservasi. Hal ini dikarenakan elemen arsitektur yang masih sangat asli, seperti pintu, jendela, dinding serta atap. Elemen lainnya tergolong potensial sedang berjumlah 11, dan potensial rendah berjumlah 2. Karakter spasial dan struktural juga masih dipertahankan keasliannya hingga sekarang. Tindakan yang dilakukan oleh pemerintah sudah cukup baik dalam pemeliharaan bangunan bersejarah. Diharapkan kontribusi dalam bidang arsitektur berupa arahan pelestarian bangunan ini dapat dijadikan pedoman dalam mengambil langkah selanjutnya