Analisis Perubahan Garis Pantai Dengan Metode Digital Shoreline Analysis System (Dsas) Di Pesisir Utara Kabupaten Bangkalan, Madura

Main Author: Windari, Silviana Dyah Ayu
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/170822/1/Silviana%20Dyah%20Ayu%20Windari.pdf
http://repository.ub.ac.id/170822/
Daftar Isi:
  • Pesisir utara Kabupaten Bangkalan memiliki tingkat pengaruh dari alam dan manusia yang dapat manjadi pengaruh terhadap keseimbangan garis pantai. Pesisir utara Kabupaten Bangkalan terdapat banyak muara sungai, serta ahli fungsi pantai menjadi tambak, lokasi lahan mangrove yang kurang di lestarikan banyak mempengaruhi dalam terjadinya perubahan garis pantai dari tahun ke tahun. Pemantauan garis pantai sangatlah penting terhadap perubahan garis pantai sebagai kajian pengelolahan wilayah pesisir, kajian dinamika pesisir, perlindungan kawasan pantai dan, pembangunan dekat pantai. Pemantauan garis pantai dapat dilakukan dengan menggunakan metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS). Metode Penelitian yang dillakukan pada penelitian ini menggunakan Data sekunder dan primer. Data sekunder dilakukan melalui pengumpulan data dari citra kemudian di analisis menggunakan metode Digital Shoreline Analysis System (DSAS). DSAS yaitu metode yang dapat digunakan menghitung Net Shoreline Movement (NSM) dan End Point Rate (EPR). Data Primer yang didapat yaitu dari pengamatan ground check pada saat di lapang memvalidasi track hasil pengolahan DSAS dengan kesesuaian di lapang. Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan pada tanggal 13-14 okrober 2019. Hasil Perhitungan DSAS yang telah dianalisis berdasarkan terjadinya perubahan akresi dan abrasi diambil berdasarkan nilai DSAS yang dianggap sudah mewakili satu desa dalam satu kecamatan. Lokasi yang terpilih yaitu Desa Ujung Piring, Pandan Lanjang, Moarah, Labuhan, Tlaga Biru selama ±50 tahun telah mengalami dinamika perubahan garis pantai baik akresi maupun abrasi. Desa dengan tingkat akresi tertunggi yaitu desa Ujung Piring dan desa dengan tingkat abrasi tertinggi yaitu desa Tlaga Biru. Hasil prediksi garis pantai dimasa mendatang pada wilayah yang mengalami akresi garis pantainya akan mengalami penambahan daratan dan wilayah yang mengalami abrasi akan terjadi pengikisan. Nilai akresi tinggi terdapat pada Desa Ujung Piring sebesar 28.77 m dan nilai abrasi tertinggi terdapat pada desa Tlaga Biru sebesar -3.30 m. Perhitungan prediksi garis pantai akan terus berlangsung dan dapat sewaktu-waktu berubah ataupun berhenti jika terdapat campur tangan manusia di kemudian hari.