Analisis Perubahan Garis Pantai: Studi Kasus Di Pantai Ampenan, Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat

Main Author: Hutasuhut, Arsyah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/170708/1/Arsyah%20Hutasuhut.pdf
http://repository.ub.ac.id/170708/
Daftar Isi:
  • Gejala perubahan garis pantai perlu mendapat perhatian khusus mengingat berdampak besar terhadap kehidupan sosial dan lingkungan untuk mengetahui kemungkinan pemanfaatan lahan wilayah pesisir secara optimal. Abrasi pantai umumnya terjadi di Kabupaten Lombok Barat khususnya daerah sepanjang Pantai Ampenan dan Senggigi. Erosi dan abrasi pantai ini diakibatkan oleh berbagai faktor seperti pembangunan jetty untuk mengatasi sedimentasi muara sungai, pembangunan krib pantai sejajar pantai dan isu global seperti kenaikan muka air laut yang berpengaruh besar terhadap kondisi kawasan pantai seperti menyusutnya area pantai, hilangnya hutan bakau, hilangnya sarana dan prasarana permukiman, dimana kerusakan tidak hanya terjadi secara fisik tetapi juga secara sosial ekonomi. Oleh karena itu, pemantauan terhadap perubahan garis pantai sangat diperlukan untuk kajian dinamika pesisir, perlindungan lingkungan pantai, dan pembangunan lingkungan pesisir. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pola perubahan garis pantai yang terjadi di Pantai Ampenan pada tahun 1998, 2008, dan 2018 dengan menggunakan rumus Manohar serta untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan perubahan garis pantai di Pantai Ampenan. Lokasi penelitian terletak di Pantai Ampenan, NTB yang dibagi menjadi empat stasiun. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif purposive sampling, yaitu metode penelitian yang dilaksanakan dengan menentukan titik pengambilan sampel dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus yang sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian ini menggunakan dua jenis data, yakni data primer yang didapatkan dari hasil pengambilan data langsung ke lokasi penelitian serta data sekunder yang didapatkan dari citra satelit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi gelombang yang berada di lokasi penelitian berkisar antara 0.63 hingga 0.85 m dengan periode sebesar 3.50-4.00 s. Jenis sedimen yang mendominasi adalah jenis pasir dengan persentase sebesar 96.97%. Hasil pengolahan data citra satelit selama 20 tahun menunjukkan terjadinya abrasi di Pantai Ampenan dengan rata-rata kemunduran garis pantai sebesar 2.03 m/tahun. Sedangkan berdasarkan perhitungan numerik, nilai rata-rata erosi yang terjadi di Pantai Ampenan adalah sebesar 14.87 m/tahun. Penulis merasa bahwa bangunan pelindung pantai seperti jetty atau breakwater serta tanaman pelindung pantai seperti mangrove di lokasi penelitian perlu diadakan sebagai alternatif untuk mengurangi dampak abrasi agar struktur pantai tetap terjaga. Selain itu, diperlukannya regulasi yang mengatur pembagian tata guna lahan di Pantai Ampenan untuk mengurangi dampak negatif dari aktivitas manusia yang tidak sesuai tempatnya.