Uji Histopatologi Limpa Ikan Patin (Pangasius sp.) yang Diinfeksi Bakteri Edwardsiella tarda Terhadap Pemberian Antibiotik Enrofloxacin

Main Author: Riyanto, Vachriza Dany
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/170660/
Daftar Isi:
  • Ikan patin merupakan jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia. Salah satu organisme yang merugikan dalam kegiatan budidaya ikan Patin adalah bakteri E. tarda. Pengobatan ikan patiin yang terinfeksi bakteri E. tarda dapat dilakukan dengan pemberian antibiotik enrofloxacin. Untuk melakukan pengamatan terhadap ikan sakit dapat dilihat melalui kerusakan pada jaringan organ ikan dengan melalui uji histopatologi. Pemeriksaan histopatologi pada ikan dapat memberikan gambaran perubahan jaringan ikan yang terinfeksi penyakit sehingga dapat mengetahui kerusakan jaringan pada ikan yang terinfeksi penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan uji histopatologi limpa ikan patin (Pangasius sp.) yang diinfeksi bakteri E. tarda dengan ikan yang telah diobati menggunakan antibiotik enrofloxacin. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunkan metode eksperimen. Rancangan penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap). Kepadatan bakteri yang digunakan pada penelitian ini yaitu 107 yang didapatkan dari hasil pengujian LC50. Dosis antibiotik yang digunakan yaitu 4 ppm, 8 ppm, dan 12 ppm yang didapatkan dari hasil pengujian Minimum Inhibitory Concentration (MIC), cakram dan referensi. Penelitian ini menggunakan 3 perlakuan, dua kontrol dan ulangan sebanyak 3 kali. Ikan yang digunakan berukuran 10-15 cm dan setiap akuarium diisi dengan ikan berjumlah 10 ekor. Penginfeksi dilakukan selama 36 jam dan pengobatan dilakukan selama 168 jam (7 hari). Pengambilan organ limpa dilakukan pada 7 hari pasca pengobatan. Setelah itu dilakukan pembuatan preparat untuk pengujian histopatologi. Pengamatan kerusakan diamati dengan menggunakan mikroskop lalu di hitung nilai skoring untuk mengetahui tingkat kerusakan dari organ yang diamati. Berdasarkan hasil pengamatan pada perlakuan A (4 ppm) masih ditemukan banyak kerusakan jaringan karena dosis antibiotik enrofloxacin yang terlalu kecil sehingga antibiotik enrofloxacin belum bisa membunuh bakteri E. tarda secara keseluruhan. Perlakuan C (12 ppm) masih terdapat cukup banyak kerusakan jaringan karena dosis antibiotik enrofloxacin yang terlalu besar sehingga menyebabkan terjadinya penumpukan bahan kimia yang menyebabkan terjadinya peningkatan jumlah kerusakan jaringan. Didapatkan dosis terbaik untuk pengobatan ikan patin yang diinfeksi bakteri E. tarda yaitu pada perlakuan B (8 ppm) karena pada dosis tersebut didapatkan nilai kerusakan jaringan yang paling sedikit dan kondisi dari jaringan limpa ikan patin yang mulai mendekati kondisi normal. Kerusakan yang ditemukan pada limpa ikan patin yang terinfeksi bakteri E. tarda yang diberi perlakuan antibiotik enrofloxacin diantaranya yaitu melanomakrofag center (MmC) dan kongesti. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa infeksi bakteri E. tarda dengan pengobatan antibiotik enrofloxacin memberikan pengaruh terhadap histopatologi limpa ikan patin (Pangasius sp.)