Kajian Tarif dan Pelayanan Bus Dalam Kota Surabaya Kelas Ekomoni Non Tol Trayek Purabaya-Osowilangon
Main Authors: | Romadhon, Firdausy Ilham, Putro, Bayu Bimantoro |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2017
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/1706/1/Romadhon%2C%20Firdausy%20Ilham%20and%20Putro%2C%20Bayu%20Bimantoro.pdf http://repository.ub.ac.id/1706/ |
Daftar Isi:
- Bus kota merupakan moda transportasi yang ada di kota Surabaya. Banyak perusahaan otobus yang menyiapkan armada untuk melayani masyarakat Surabaya dan telah disiapkan untuk menjangkau setiap titik di kota Surabaya. Sebagai pemilik moda transportasi bus kota setiap perusahan otobus berperan penting dalam kepuasan masyarakat terhadap moda transportasi bus kota, kepuasan masyarakat tersebut menyangkut pada pelayanan fasilitas yang ada di bus kota serta kebijakan tarif yang diterapkan untuk memakai jasa bus kota. Kajian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas kinerja pelayanan berdasarkan metode Importance Performance Analysis (IPA), mengetahui kesesuain tarif berdasarkan kemampuan (Ability To Pay) dan kemauan (Willingness To Pay) membayar jasa transportasi bus kota, dan menentukan kesesuaian antara pelayanan dan tarif yang berlaku saat ini. Objek yang diteliti adalah bus kota Surabaya kelas ekonomi non tol trayek Purabaya-Osowilangon, jumlah sampel yang diambil sebanyak 450 responden dan pengambilan sampel menggunakan metode random sampling. Data yang digunakan dalam kajian ini adalah data primer yang diperoleh dari data hasil kuisioner dan wawancara, yang dilakukan di dalam bus kota Surabaya kelas ekonomi non tol trayek Purabaya- Osowilangun pada bulan Maret 2017, sedangkan data sekunder diperoleh dari literatur, internet, dan dokumen perusahaan. Analisis data yang digunakan dalam kajian ini adalah Importance Performance Analysis (IPA), Ability to Pay (ATP), dan Willingness to Pay (WTP). Hasil kajian menggunakan metode IPA menunjukkan bahwa terdapat sepuluh atribut pelayanan bus kota Surabaya kelas ekonomi non tol trayek Purabaya-Osowilangon yang perlu ditingkatkan. Kesepuluh atribut tersebut antara lain: (1) Lampu penerangan, (2) Alat pemecah kaca, (3) Alat pemadam api ringan, (4) Fasilitas kesehatan, (5) Kelayakan kendaraan, (6) Pintu masuk dan keluar harus tertutup saat bus berjalan, (7) Fasilitas pengatur suhu ruangan, (8) Fasilitas kebersihan, (9) Larangan merokok, (10) Tarif yang sesuai dengan pelayanan. Berdasarkan analisis ATP, diketahui presentase responden yang mampu membayar tarif lebih dari rata-rata tarif yang berlaku saat ini adalah sebesar 11,33%. Kemudian berdasarkan korelasi antara ATP dan pendapatan didapatkan persamaan regresi Y= 0.0005X + 2.445,5 dengan X adalah pendapatan rata-rata responden yaitu Rp. 2.050.000,- sehingga diperoleh rata-rata ATP regresi sebesar Rp. 3.470,5. Sedangkan untuk analisis WTP diketahui prosentase responden yang mau membayarkan tarif lebih dari rata-rata yang berlaku saat ini adalah sebesar 45,33%. Dan didapatkan persamaan regresi Y= 0,0003X + 4.601,4 dengan X adalah pendapatan rata-rata responden yaitu Rp. 2.050.000,- sehingga diperoleh rata-rata WTP regresi sebesar Rp. 5.216,4. Bersadarkan hasil analisis ATP dan WTP tersebut menunjukan bahwa masyarakat masih kurang mampu dan kurang mau untuk membayar tarif yang berlaku. Pengguna jasa didalam kajian ini tergolong dalam captive riders.