Analisis Pendapatan dan Risiko Produksi Olahan Ikan Asin di Desa Kilensari, Panarukan, Situbondo, Jawa Timur

Main Author: putri, Reni Ekowati
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/170592/1/Reni%20Ekowati%20putri.pdf
http://repository.ub.ac.id/170592/
Daftar Isi:
  • Skripsi Analisis Pendapatan dan Risiko Produksi Olahan Ikan Asin di Desa Kilensari, Panarukan, Situbondo, Jawa Timur dilaksanakan pada tanggal 21 Januari hingga 4 Februari 2019. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk menghitung biaya, penerimaan, keuntungan, pendapatan, dan BEP, mengidentifikasi risiko produksi, menganalisis nilai probabilitas dan dampak risiko produksi, menganalisis alternatif strategi penanganan risiko produksi pada usaha pengolahan ikan asin di Dusun Semangkaan, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Metode yang digunakan pada penelitian skripsi ini adalah menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu data dari hasil survey dan wawancara kemudian diolah dengan menggunakan analisis pendapatan yang menggunakan rumus penerimaan dan keuntungan serta analisis risiko dengan menggunakan metode z-score dan value at risk guna mengetahui tingkat pendapatan dan risiko produksi olahan ikan asin di Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo. Berdasarkan hasil penilitian yang telah dilakukan di UD. Ira Ayu Dusun Semangkaan, Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo, Jawa Timur modal yang digunakan untuk melakukan usaha pengolahan ikan asin terdiri dari modal tetap, modal lancar, dan modal kerja. Modal tetap pada usaha pengolahan ikan asin di UD. Ira Ayu sebesar Rp 254.772.000,-, modal kerja sebesar Rp 74.995.167,- per bulan, dan modal lancar sebesar Rp 66.150.000,- per bulan. Dengan total biaya sebesar Rp 74.995.167,- yang terdiri dari biaya variabel sebesar Rp 73.710.000,- dan biaya tetap sebesar Rp 1.285.167,-. Penerimaan yang didapatkan oleh UD. Ira Ayu dalam pengolahan ikan asin sebesar Rp 128.250.000,- per bulan dan pendapatan sebesar Rp 53.254.833,- per bulan. Usaha pengolahan ikan asin akan berada pada titik impas (BEP) jika olahan ikan asin cucut pada satu bulan dihasilkan sebanyak 25kg dengan omset Rp 865.968,-, ikan asin kurisi sebanyak 32kg dengan omset Rp 795.276,-, dan ikan asin jenggelek sebanyak 39kg dengan omset Rp 1.360.806,-. Dalam pengolahan ikan asin juga memiliki beberapa risiko. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan 3 sumber risiko, yaitu tumbuhnya bercak coklat kehitaman akibat adanya serangga dan debu yang menempel pada ikan asin pada saat penjemuran, jamur yang tumbuh akibat proses penjemuran yang kurang sempurna, dan adanya jamur akibat kesalahan dalam proses penyimpanan. Ketiga risiko ini memiliki nilai probabilitas dan nilai dampak yang berbeda-beda. Dari hasil analisis probabilitas, serangga dan debu yang menempel pada ikan asin sehingga menimbulkan tumbuhnya becak coklat kehitaman menempati posisi tertinggi dan jamur akibat proses penyimpanan menempati posisi terendah. Nilai probabilitas pada ikan asin cucut pada sumber risiko bercak coklat kehitaman, jamur akibat proses penjemuran, dan jamur akibat proses penyimpanan sebesar 16%, 13%, dan 11%. Nilai probabilitas pada ikan asin kurisi pada sumber risiko bercak coklat kehitaman, jamur akibat proses penjemuran, dan jamur akibat proses penyimpanan sebesar 19%, 18%, dan 11%. Nilai probabilitas pada ikan asin jenggelek pada sumber risiko bercak coklat kehitaman, jamur akibat proses penjemuran, dan jamur akibat proses penyimpanan sebesar 16%, 14%, dan 12%. Nilai dampak risiko pada ikan asin cucut pada sumber risiko bercak coklat kehitaman, jamur akibat proses penjemuran, dan jamur akibat proses penyimpanan sebesar Rp 547.083,-, Rp 526.667,-, dan 500.000,-. Nilai dampak risiko pada ikan asin kurisi pada sumber risiko bercak coklat kehitaman, jamur akibat proses penjemuran, dan jamur akibat proses penyimpanan sebesar Rp 526.190,-, Rp 520.238,- dan Rp 508.631,-. Nilai dampak risiko pada ikan asin jenggelek pada sumber risiko bercak coklat kehitaman, jamur akibat proses penjemuran, dan jamur akibat proses penyimpanan sebesar Rp 596.667,-, Rp 592.500,-, dan 567.917,-. Berdasarkan tingkatan probabilitas dan dampak yang ditimbulkan, maka strategi alternatif yang disarankan untuk menanggulangi sumber risiko adanya bercak coklat kehitaman akibat debu dan serangga adalah disemprot oleh minyak cengkih. Sumber risiko jamur akibat proses penjemuran dengan menggunakan rak penjemuran tertutup atau dengan alat pengering Thin Layer Drying (TLD). Sedangkan sumber risiko jamur akibat proses penyimpanan dengan menyimpan ikan asin pada kardus yang dilapisi kertas dan disimpan di tempat yang sejuk.