Pengurangan Pupuk Urea Dengan Penambahan Biourin Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Oleraceae L.) Dua Kali Tanam
Main Author: | Suyitno, Prayoga |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/170451/ |
Daftar Isi:
- Tanaman sawi hijau telah banyak dibudidayakan di Indonesia, namun produktivitas secara nasional masih tergolong rendah. Badan Pusat Statistik (2015) menunjukan bahwa produksi tanaman sawi mengalami penurunan di Indonesia tahun 2011 sebanyak 580.696 ton, tahun 2012 sebanyak 594.934 ton, tahun 2013 sebanyak 635.728, tahun 2014 sebanyak 602.478 ton dan tahun 2015 sebanyak 600.200 ton. Rendahnya produktivitas sawi hijau dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan yaitu menurunnya tingkat kesuburan tanah yang diakibatkan oleh penggunaan pupuk anorganik secara terus-menurus dan berlebihan sehingga dapat mempengaruhi sifat fisik, kimia dan biologi tanah. Penggunaan pupuk anorganik secara terus-menurus akan mengakibatkan kesuburan tanah menurun (degradasi lahan). Pupuk organik adalah pupuk yang mengandung senyawa organik. Pemanfatan pupuk organik adalah salah satu teknik penerapan sistem pertanian organik. Pupuk organik yang digunakan adalah limbah ternak berupa urin dan kotoran sapi. Pupuk organik yang memiliki sifat ramah lingkungan, bebas polusi dan memiliki kandungan unsur hara N,P,K yang cukup sehingga baik diaplikasikan sebagai pupuk bagi tanaman. Oleh karena itu alternative usaha untuk memperbaiki kesuburan tanah pertanian secara berkelanjutan dengan pemberian pupuk organik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biourin sapi dan pupuk urea anorganik pada pertumbuhan dan hasil tanaman sawi hijau, serta mengetahui efektifitas biourin sapi dalam menurunkan penggunaan pupuk urea anorganik. Percobaan telah dilaksanakan di lahan sawah Desa Slamet, kecamatan Tumpang, kab. Malang. Jawa Timur. Penelitian yang dilaksanakan mulai bulan Januari hingga Maret 2018 pada tanam ke 1, sedangkan pada tanam ke 2 dilakukan bulan Maret hingga April 2018. Rancangan lingkungan yang digunakan adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang disusun secara faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama pupuk urea terdiri dari 3 taraf yaitu: V1= 150 kg N haˉ1, V2= 100 kg N haˉ1, V3= 50 kg N haˉ1. Faktor kedua biourin sapi yang terdiri dari 3 taraf yaitu: J1= 0 liter haˉ1, J2= 2000 liter haˉ1, J3= 4000 liter haˉ1. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 14, 21, 28, 35 dan 39 HST pada tanam ke 1, sedangkan pada tanam ke 2 menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), yang disusun secara faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama pupuk urea terdiri dari 3 taraf yaitu: V1= 150 kg N haˉ1, V2= 100 kg N haˉ1, V3= 50 kg N haˉ1. Faktor kedua biourin sapi yang terdiri dari 3 taraf yaitu: J1= 4000 liter haˉ1, J2= 6000 liter haˉ1, J3= 8000 liter haˉ1. Pengamatan dilakukan pada saat tanaman berumur 14, 21, 28, 35 dan 39 HST . Pengamatan yang dilakukan meliputi pengamatan pertumbuhan dan pengamatan hasil. Pengamatan pertumbuhan antara lain: panjang tanaman (cm), luas daun (cm), dan jumlah daun. Pengamatan hasil meliputi: bobot segar tanaman (g), bobot konsumsi (g), bobot kering tanaman (g), dan bobot segar m-2 (g). Data yang diperoleh diuji dengan menggunakan Uji F pada taraf 5%. Apabila terdapat pengaruh nyata maka dilanjutkan dengan Uji BNJ pada taraf 5%. Hasil yang diperoleh pada tanam ke 1 menunjukkan bahwa terjadi interaksi antara perlakuan pupuk urea anorganik dengan biourin sapi pada pertumbuhan tanaman sawi hijau. Perlakuan pupuk urea anorganik 150 kg N yang dikombinasikan dengan biourin sapi 4000 l.ha-1 menghasilkan pertumbuhan yang paling tinggi diantara perlakuan lainnya, perlakuan tersebut berpengaruh terhadap panjang tanaman, jumlah, luas daun, bobot basah, bobot kering, bobot konsumsi dan bobot segar per petak panen pada tanam ke 1. Perlakuan pupuk urea 50 kg N yang dikombinasikan dengan 0 l.ha-1 menunjukkan hasil yang terendah diantara perlakuan lainnya. Pada tanam ke 2 menunjukkan terjadi interaksi nyata antara perlakuan pupuk urea dengan biourin sapi pada pertumbuhan tanaman sawi hijau. Namun pada panjang tanaman tidak terjadi interaksi antara perlakuan pupuk urea dengan biourin sapi. Secara terpisah perlakuan biourin sapi 8000 l.ha-1 menghasilkan panjang tanaman yang sama dengan perlakuan biourin sapi 6000 l.ha-1. Pada perlakuan pupuk urea 150 kg N dan 100 kg N memberikan pertumbuhan panjang tanaman yang sama. Pada perlakuan pupuk urea 150 kg N yang dikombinasikan biourin sapi 8000 l.ha-1 rata-rata menghasilkan pertumbuhan yang sama dan tertinggi dengan perlakuan pupuk urea anorganik 100 kg N yang dikombinasikan biourin sapi 8000 l.ha-1 pada jumlah, luas daun, bobot segar, bobot kering, bobot konsumsi serta bobot segar m-2 pada tanam ke 2. Hal ini menunjukkan bahwa adanya peningkatan biourin sapi mampu mencukupi kebutuhan unsur hara pada pertumbuhan tanaman sawi hijau, sehingga penggunaan biourin sapi mampu mengurangi penggunaan pupuk kimia anorganik pada tanaman sawi hijau.