Dampak Pengembangan Wisata Bahari Pantai Bangsring Underwater Terhadap Perekonomian Masyarakat Di Desa Bangsring Wongsorejo,Banyuwangi, Jawa Timur

Main Author: Nur, Rani Tsalisa
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/170409/1/Rani%20Tsalisa%20Nur%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/170409/
Daftar Isi:
  • Perkembangan ekonomi dalam suatu daerah akan memberikan kekuatan bagi perekonomian nasional. Pemanfaatan sumberdaya alam menjadi obyek ekonomi telah dilakukan oleh masyarakat untuk memberikan nilai tambah dalam memenuhi kehidupan masyarakat seperti obyek wisata. Menurut (Pearce, 1989:16–20 dalam Gadi, 2013), Pariwisata adalah sesuatu hal yang selalu dinamis, selalu ada pembaharuan dan adaptasi sesuai dengan situasi dan kondisi yang dihadapi. Perkembangan obyek wisata di tanah air bukan lagi hal yang baru, bahkan sampai sekarang ini pariwisata merupakan salah satu sumber pendapatan bagi negara dari para wisatawan domestik maupun manca negara. Proses pembangunan pariwisata tidak bisa dipungkiri akan menyentuh masyarakat sebagai kawasan dan subjek dari aktivitas tersebut. Pariwisata memiliki beberapa jenis salah satunya pariwisata untuk rekreasi. Wisata bahari adalah bentuk wisata yang menggunakan atau memanfaatkan potensi lingkungan pantai dan laut sebagai daya tarik utama. Pantai Bangsring merupakan salah satu pantai yang ada di kabupaten Banyuwangi. Lokasi Pantai Bangsring yang berdekatan dengan Pulau Tabuhan dan Pulau Menjangan menjadikan pantai ini sebagai salah satu tempat yang strategis sebagai pemanfaatan potensi alam sebagai tujuan wisata.pengembangan wisata bahari di pantai Bangsring ini bertujuan untuk menambah omset nelayan dan masyarakat sekitar. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan obyek wisata bahari pantai bangsring underwater sebelum dan sesudah adanya pengembangan, untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di pantai bangsring underwater dan mengetahui dampak pengembangan wisata bahari pantai bangsring underwater di kabupaten banyuwangi terhadap perekonomian masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif. Sampel penelitian sebanyak 23 responden. Pengambilan sampel menggunakan teknik sensus yaitu pengambilan keseluruhan populasi menjadi sampel. Jenis data berupa data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pihak pengelolah obyek wisata pantai bangsring berupa wawancara, observasi ataupun survei dan data sekunder adalah data yang bersumber dari pihak lain diperoleh dari literatur, hasil penelitian, bahan pustaka, buku, dan internet. Desa Bangsring Kecamatan Wongsorejo memang diakui menjadi destinasi wisata alam yang menarik wisatawan domestik dan manca negara. Bangsring Underwater dikenal dengan destinasi wisata yang berbasis konservasi dengan perairan yang jernih dan terdapat terumbu karang alami dan buatan. Selain itu di pantai Bangsring ini juga terdapat rumah apung, keramba untuk berenang dengan ikan hiu dan juga ada wahana banan boat. Sejak tahun’ 60an hingga ‘70an, mereka terbiasa menangkap ikan dengan potasium dan bom ikan. Akibatnya kerusakan terumbu karang di Bangsring sangat parah dan banyak yang mati. Akhirnya tahun 2008 membentuk kelompok nelayan Bangsring Samudera Bakti. Kita mulai memberikan sosialisasi kepada nelayan lain agar tidak menangkap ikan dengan potasium dan bom ikan. Pada tahun 2013 ternyata upaya yang dilakukan membuahkan hasil. Termbu karang alami dan buatan yang viii viii di tanam dan di jaga oleh nelayan di pantai Bangsring ini tumbuh bagus. Ikan-ikan hias dan ikan konsumsi juga muncul di kawasan tersebut. Pada tahun 2014, sekelompok aktivis lingkungan dan akademisi melontarkan ide untuk membuka kawasan konservasi tersebut menjadi tempat wisata. Sebelum adanya pengembangan dapat diketahui bahwa responden paling banyak bekerja sebagai nelayan tyaitu sebanyak 8 kepala keluarga(KK). Pekerjaan sebagai nelayan termasuk mayoritas karena sebelum adanya pengembangan wisata ini warga hanya memiliki pekerjaan apa adanya yang yang dapat menghasilkan uang untuk menghidupi keluarga mereka. Namun setelah adanya pengembangan wisata pantai kini mereka dapat memiliki pekerjaan tambahan untuk menghidupi kebutuhan keluarga. Dan sebelum adanya pengembangan wisata bahari ini pendapatan yang diterima oleh responden selama satu bulan masih terbilang sedikit yaitu antara Rp.750.000-Rp.900.000. dari sebaran pendapatan yang dijelaskan dapat diketahui bahwa perekonomian masyarakat masih rendah. Sesudah adanya pengembangan dapat diketahui bahwa responden paling banyak bekerja sebagai pedagang dan jasa yaitu sebanyak 15 kepala keluarga(KK) atau 65,2%. Sebagian warga menjadikan pekerjaan tersebut sebagai pekerjaan utama namun juga ada yang menjadikan pekerjaan sampingan untuk menambah penghasilan keluarga mereka. Adapun pekerjaan yang dijalani selain menjadi pedagang dan jasa yaitu sebgagai penjaga rumah apung, penjaga loket, penjaga wahana banana boat, penjaga warung dan penjaga gazebo. Dengan adanya pengembangan ini pendapatan yang responden terima setiap bulannya dapat dikatakan meningkat sehingga responden juga dapat mengatur keungan keluarga mereka, karena dengan adanya pengembangan ini banyak warga yang memiliki pekerjaan tambahan salah satunya dengan membuka warung di pantai bangsring tersebut dimana di warung tersebut menjual berbagai jenis makanan dan minuman. Penghasilannya pun jauh lebih banyak untuk per bulannya bisa mencapat Rp.1.500.000-Rp.2.000.000 sebaran pendapatan yang di jelaskan dapat diketahui bahwa perekonomian masyarakat meningkat. Kesimpulan dari penelitian ini adalah dengan adanya pengembangan ini masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung melalui terbukanya lapangan usaha yang menciptakan kesempatan kerja baru serta mampu meningkatkan pendapatan bagi masyarakat. Selain dampak positif, juga ada dampak negatif yang dirasakan oleh masyarakat dan pengunjung. Dampak negatifnya adalah dampak pariwisata terhadap alokasi sumberdaya ekonomi industri dapat menaikkan harga tanah dimana kenaikan harga tanah dapat menimbulkan kesulitan bagi penghuni daerah tersebut yang tidak bekerja disekitar pariwisata yang ingin membangun rumah atau mendirikan bisnis disini. Dampak terhadap lingkungan bisa berupa polusi air atau udara, kekurangan air, keramaian lalu lintas dan kerusakan dari pemandangan alam yang tradisional. Selain itu juga dapat mengakibatkan berkurangnya rasa bergotong royong karena keseibukan yang tinggi membuat masyarakat jaranag bersosialisai dengan lingkungan sekitarnya. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah Sumber Daya Manusia, Sumber Daya Alam, dan Budaya. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pertumbuhan ekonomi. Semakin banyak kompetensi yang dimiliki ekonomi akan tumbuh semakin cepat.