Keterkaitan Mitos Masyarakat Dengan Konservasi Sumber Air Di Sumber Songo, Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur
Main Author: | Santi, Risma Novita |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/169925/1/RISMA%20NOVITA%20SANTI%20%282%29.pdf http://repository.ub.ac.id/169925/ |
Daftar Isi:
- Skripsi ini dilaksanakan di Sumber Songo, Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur pada bulan Desember 2018 sampai dengan bulan Januari 2019. Penelitian ini penting dilakukan karena untuk mengetahui keterkaitan mitos masyarakat dengan konservasi sumber air di Sumber Songo, Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejarah Sumber Songo, untuk mengetahui keterkaitan mitos masyarakat dengan konservasi sumber air di Sumber Songo, untuk mengetahui persepsi masyarakat terkait mitos yang terdapat di Sumber Songo, serta untuk mengetahui peran dan upaya masyarakat serta pemerintah dalam konservasi di Sumber Songo, Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Malang, Jawa Timur. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian skripsi ini menggunakan tiga metode yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi yang saling berhubungan dan mendukung dalam melengkapi data yang diperlukan. Metode yang digunakan dalam penentuan informan dengan menggunakan cara purposive sampling. Menurut Sallata (2015), Konservasi air melalui pengelolaan yang efektif dan penggunaan yang efisien merupakan kegiatan sangat dibutuhkan dan mendesak. Pengelolaan air berdasarkan keberadaannya sebagai sumber daya alam adalah merupakan bagian dari program konservasi air yang secara utuh memelihara, merehabilitasi, menjaga dan memanfaatkan sumber - sumber air yang ada secara efektif dan efisien terhadap kesejahteraan masyarakat.Kegiatan ini diperlukan untuk mengurangi volusi dan pencemaran sumber daya air akibat perlakuan eksploitasi berlebihan dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat. Sejarah Sumber Songo yang terletak di Desa Jenggolo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang dapat diketahui bahwa sumber tersebut diyakini merupakan warisan dari leluhur yang patut dijaga kelestariannya. Sejarah dari Sumber Songo ini tidak dapat diketahui secara jelas oleh masyarakat sehingga kebenaran ceritanya tidak dapat dipertanggung jawabkan. Sumber Songo juga diyakini bahwa sumber tersebut tidak akan pernah habis airnya sepanjang masa. Ritual adat yang dilakukan di Sumber Songo adalah mocopat dan ritual mandi/berendam dengan tujuan tertentu. Sumber Songo sendiri setiap harinya sering digunakan untuk kegiatan ritual akan tetapi ritual biasanya paling sering dilakukan pada hari selasa kliwon dan hari jum‟at Legi untuk acara mocopat. Mitos yang diyakini di Sumber Songo yaitu:Dapat memberikan keturunan bagi seseorang yang belum dan ingin memiliki keturunan, dapat menyembuhkan penyakit, mulai dari penyakit ringan sampai penyakit berat, dapat menaikkan pangkat sesorang, dapat memberikan nomor togel bagi sesorang yang mencari nomor togel, dapat memberikan jodoh bagi sesorang yang sedang mencari jodoh dan belum menemukan jodoh, dapat memberikan kelarisan dagang bagi para pedagang. Adanya mitos tersebut membuat para pengunjung banyak yangvii berdatangan membawa sesajen sehingga secara tidak langsung sesajen tersebut mencemari lingkungan sekitar sumber. Konflik yang terjadi ini antara masyarakat Desa Jenggolo dengan Kepa Desa Jenggolo. Konflik di Sumber Songo ini beruba sumber air ini yang akan dijadikan air mineral dengan nama AAS-9 (Air Asli Sumber 9). program ini juga masih pro dan kontra dikalangan masyarakat Desa Jenggolo sendiri. Peran dan upaya dari masyarakat serta pemerintah untuk konservasi sumber dapat dikatakan kurang maksimal. Karena pemerintah belum melengkapi sarana seperti tempat mandi, tempat ganti pakaian, sedangkan dari masyarakatnya kurang dalam menjaga sumber karena masih seringnya masyarakat yang membuang sampah sembarangan serta masih menebang pohon bambu sembarangan terutama di sekitar sumber. Pada tahun 2016 Sumber Songo sudah mulai dibangun yang dahulu awalnya dinding kolamnya hanya terbuat dari tanah dan batu-batu yang ditata sekarang dinding kolam sudah terbuat dari semen. Kemudian dulunya pancuran hanya terbuat dari bambu sekarang pancuran sudah terbuat dari pipa paralon. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sejarah Sumber Songo itu sendiri tidak dapat diketahui secara pasti oleh semua warga Desa Jenggolo, akan tetapi diyakini bahwa Sumber Songo merupakan warisan leluhur yang patut dijaga kelestariaanya sehingga dapat dikatakan bahwa sejarah Sumber Songo itu susah untuk dilacak kebenarannya. Mitos yang terdapat di Sumber Songo ini secara tidak langsung hal ini memberikan dampak negatif bagi kebersihan sekitar sumber, walaupun pada akhirnya bekas – bekas sesajen tersebut dibersihkan oleh juru kunci tersebut. Budaya Mocopat yang ada di Sumber Songo patut untuk dijaga dan dilestarikan terutama oleh warga Desa Jenggolo karena di dalam mocopat tidak hanya terdapat budaya yang patut untuk disaksikan saja akan tetapi juga terdapat makna yang tersirat didalamnya.Peran dan upaya dari masyarakat serta pemerintah untuk konservasi sumber dapat dikatakan kurang maksimal. Karena pemerintah belum melengkapi sarana seperti tempat mandi, tempat ganti pakaian, sedangkan dari masyarakatnya kurang dalam menjaga sumber karena masih seringnya masyarakat yang membuang sampah sembarangan serta masih menebang pohon bamboo sembarangan terutama disekitar sumber Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini adalah, bagi pemerintah untuk melengkapi fasilitas baik sarana maupun prasarana di Sumber Songo. Bagi bidang akademik agar lebih meningkatkan informasi dan melakukan penelitian lebih lanjut mengenai mitos dan konservasi untuk tahun – tahun berikutnya. Diharapkan kepada masyarakat untuk lebih giat lagi dalam menjaga kelestarian sumber songo serta tetap melestarikan budaya yang ada agar budaya tersebut tetap lestari.