Pengaruh Pemberian Ekstrak Kasar Daun Kumis Kucing (Orthosiphon aristatus) Terhadap Histopatologi Insang Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Terinfeksi Aeromonas hydrophila

Main Author: Mitaningrum, Nikita Yurinda
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/169854/1/Nikita%20Yurinda%20Mitaningrum.pdf
http://repository.ub.ac.id/169854/
Daftar Isi:
  • Kegiatan Perikanan memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian Negara. Salah satu produksi perikanan yang memiliki pengaruh besar adalah budidaya ikan nila (Oreochromis niloticus). Namun dalam budidaya ikan nila mengalami masalah, salah satunya adalah timbulnya penyakit. Penyakit yang sering menginfeksi ikan nila adalah bakteri Aeromonas hydrophila. Untuk mengatasi hal tersebut pembudidaya seringkali menggunakan antibiotik. Penggunaan antibiotik secara terus menerus dapat menimbulkan dampak negatif antara lain dapat membuat antibiotik resisten dan dapat mencemari lingkungan periran. Sehingga dibutuhkan alternatf untuk mengendalikan adanya A. hydrophila yang tidak menimbulkan efek negatif dan ramah lingkungan. Salah satu tanaman obat yang dapat digunakan adalah daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ekstrak daun kumis kucing (O. aristatus) terhadap histopatologi insang ikan nila (O. niloticus) yang terinfeksi bakteri A. hydrophila. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai September 2018 di Laboratorium Parasit dan Penyakit Ikan, Laboratorium Teknologi Hasil Perikanan, Laboratorium Budidaya Ikan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya Malang. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen, sedangkan rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Pada penelitian ini terdiri dari 4 perlakuan, 2 kontrol, dan 3 ulangan. Perlakuan yang digunakan adalah ekstrak kasar daun kumis kucing (O. aristatus) dengan dosis 9 ppm, 29 ppm, 49 ppm dan 69 ppm. Penggambilan jaringan insang dilakukan pada hari ke 5 setelah perlakuan. Analisa data menggunakan skoring. Uji MIC (Minimum Inhibition Concentration) dilakukan dengan menggunakan berbagai macam dosis dari ekstrak daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) dengan menggunakan pelarut aquades yang bertujuan untuk mengetahui dosis terkecil dalam menghambat bakteri A. hydrophila. Hasil yang diperoleh dalam penelitian pendahuluan yaitu pada dosis ekstrak kasar daun kumis kucing (Orthosiphon aristatus) menunjukkan bahwa dosis 9 ppm dapat menghambat bakteri A. hydrophila, dengan dosis 9 ppm tersebut maka dilakukan uji MIC dengan range yang lebih kecil karena dimungkinkan dengan range yang lebih kecil dapat menghambat pertumbuhan bakteri A. hydrophila sehingga didapatkan dosis yaitu 9 ppm, 8 ppm, 7 ppm, 6 ppm, 5 ppm, 4 ppm, 3 ppm, dan 2 ppm. Hasil perlakuan pemberian ekstrak kasar daun kumis kucing (O. aristatus) memberikan pengaruh terhadap histopatologi insang ikan nila (O. niloticus). Kerusakan jaringan insang yang terjadi pada saat penelitian adalah hiperplasia dan fusi. Hasil penelitian menunjukkan kerusakan jaringan insang yang terendah adalah perlakuan D dengan dosis 69 ppm. Perlakuan terbaik pada penelitian ini adalah perlakuan D dengan dosis 69 ppm. Namun diperlukan adanya penelitian lebih tinggi dan penelitian lanjutan untuk mengetahui dosis optimal ekstrak kasar daun kumis kucing (O. aristatus) untuk histopatologi ikan nila (O. niloticus) yang terinfeksi A. hydrophila. Pengukuran suhu pada penelitian ini dilakukan 2 kali sehari, yaitu pagi pada pukul 08.00 WIB dan pada sore hari pukul 16.00 WIB. Hasil pengukuran suhu air pada media penelitian bekisar antara 23,70C – 25,50C. Hasil pengukuran pH yang dilakukan selama penelitian yaitu memiliki kisaran 6,95 – 7,50. Hasil pengukuran DO selama penelitian berkisar antara 5,50 mg/l – 7,90 mg/l.