Komunikasi Interpersonal Petugas Kesehatan Desa Dalam Membentuk “Paradigma Sehat” Pada Masyarakat (Studi Pada Program Home Care Permata Puskesmas Turen)
Main Author: | Mali, Antonius Nugroho Dala |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/169797/ |
Daftar Isi:
- Melalui studi sebelumnya, Rajah, Hassali, & Murugiah (2019) menyarankan bahwa penyedia layanan kesehatan di Indonesia harus mempertimbangkan cara penyampaian informasi kesehatan yang sesuai dengan tingkat pemahaman masyarakat mengenai kesehatan untuk mendukung tujuan program kesehatan yang dilakukan. Melalui tinjauan teknik verbal dan non-verbal dalam Interpersonal Communication pada konteks Health Communication penelitian ini ditujukan untuk melihat bagaimana komunikasi interpersonal petugas kesehatan desa dalam membentuk tujuan program kesehatan Home Care PERMATA yaitu pembentukan “paradigma sehat” sesuai dengan pemahaman pasien mengenai kesehatan yang dapat ditinjau menggunakan tingkat literasi kesehatan (Health Literacy Levels) pasien yang dalam penelitian ini terfokus pada masyarakat Desa Sanankerto, Kecamatan Turen, Kabupaten Malang. Melalui desain dan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan paradigma interpretative melibatkan dua (2) informan petugas kesehatan desa yaitu bidan desa dan perawat desa. Data dikumpulkan melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa teknik verbal dan non-verbal yang digunakan oleh petugas kesehatan desa dalam membentuk paradigma sehat melalui program Home Care PERMATA berbeda-beda disesuaikan dengan tingkat literasi kesehatan pasien. Tingkat literasi kesehatan masyarakat Desa Sanankerto tergolong rendah dikarenakan terbatasnya akses masyarakat terhadap informasi kesehatan dan rendahnya kemampuan memahami informasi kesehatan yang diberikan oleh petugas kesehatan desa, hal tersebut dapat ditinjau melalui lima faktor yang ditemukan dalam membentuk rendahnya literasi kesehatan masyarakat Desa Sanankerto, yaitu usia dan kemampuan mengingat, tingkat pendidikan, penggunaan bahasa, pekerjaan yang mempengaruhi tingkat pendapatan dan mobilitas serta stigma kesehatan. Salah satu contohnya, dalam menghadapi rendahnya kemampuan pasien lansia dan dewasa memahami dan mengingat informasi kesehatan yang diberikan, petugas kesehatan desa menyesuaikan cara penyampaian informasinya secara verbal menggunakan bahasa jawa dengan penggunaan kata-kata sehari-hari ditambah menggunakan pengulangan serta penekanan informasi untuk membantu pasien memahami informasi kesehatan yang disampaikan. Penelitian ini memberikan kontribusi dalam studi-studi mengenai Health Literacy bahwa terdapat keterkaitan antara tingkat literasi kesehatan pasien dengan cara petugas kesehatan menyampaikan informasi kesehatan pada studi Health Literacy.