Partisipasi Masyarakat Dalam Pengelolaan Ekowisata Mangrove Dan Terumbu Karang Di Clungup Mangrove Conservation (CMC) Kecamatan Sumbermanjing Wetan Kabupaten Malang

Main Author: Nandita, Febdya Nur Wahyu
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/169725/
Daftar Isi:
  • Clungup Mangrove Conservation (CMC) adalah salah satu pantai yang terletak di pesisir selatan tepi Samudera Indonesia tepatnya di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Clungup Mangrove Conservation (CMC) telah dikembangkan menjadi kawasan ekowisata bahari dengan obyek ekowisatanya adalah mangrove dan terumbu karang. Keberhasilan dari kegiatan adanya kawasan ekowisata mangrove dan terumbu karang tersebut makan diperlukan peran masyarakat. Peran masyarakat yang dimaksudkan partisipasi atau keterlibatan masyarakat dalam mewujudkan keberhasilan dari ekowisata itu sendiri. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui potensi sumberdaya mangrove dan terumbu karang sebagai obyek ekowisata di Clungup Mangrove Conservation (CMC), mengetahui persepsi masyarakat terkait ekowisata, dan menganalisa partisipasi masyarakat dalam menentukan keberhasilan pengelolaan kawasan ekowisata di Clungup Mangrove Conservation (CMC). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif. Sumber data berasal dari data primer dan data sekunder. Metode pengumpulan data adalah observasi, wawancara, dokumentasi dan studi pustaka. Metode pemilihan informan menggunakan cara purposive. Teknik pemilihan informan dengan enkulturasi penuh, keterlibatan langsung, dan cukup waktu. Analisis data menggunakan model analisis Miles dan Huberman (pengumpulan data, penyajian data, dan verifikasi data). Keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan, peningkatan ketekukan dalam penelitian, triangulasi dan menggunakan bahan referensi. Pada ekosistem Clungup Mangrove Conservation (CMC) terdapat ekosistem mangrove dan ekosistem terumbu karang. Ekosistem mangrove terdapat banyak kepiting yang memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Clungup Mangrove Conservation (CMC) memiliki potensi perikanan yang tinggi juga. Potensi perikanan yang mampu dimanfaatkan dengan adanya mangrove dan terumbu karang. Hasil penelitian adalah diketahui berbagai jenis mangrove yang terdapat di Clungup Mangrove Conservation (CMC) yaitu Rhizophora mucronata, Rhizophora apiculata, Ceriops tagal dan Bruguiera gymnorrhiza. Jenis terumbu karang yaitu Acropora sp., Montipora sp., dan Pocillopora sp. Potensi sumberdaya mangrove dan terumbu karang dapat dilihat dari indikator seperti identifikasi, fungsi, daya tarik, manfaat dan peluang usaha yang dimiliki. Adanya fungsi, daya tarik dan manfaat yang dimiliki mangrove dan terumbu karang di Clungup Mangrove Conservation (CMC) artinya mangrove dan terumbu karang sangat berpotensi menjadi obyek ekowisata dan akan dikembangkan. Pemanfaatan sebagai obyek ekowisata yaitu mangrove dan vii terumbu karang merupakan kawasan ekowisata yang menampilkan pesona dan keunikan atau kekhasan yang dimiliki. Fungsi, daya tarik dan manfaat dari mangrove dan terumbu karang yang memiliki pesona dan ciri khas membuka peluang usaha masyarakat setempat. Persepsi masyarakat terhadap Clungup Mangrove Conservation (CMC) menjadi kawasan ekowisata adalah sangat baik karena masyarakat merasakan manfaat dari ekowisata itu sendiri. Persepsi masyarakat terhadap ekowisata dapat dilihat dari pola pikir masyarakat yang dulu belum menyadari pentingnya menjaga lingkungan hidup tetapi sekarang masyarakat sadar perlunya memperbaiki dan melestarikan alam. Antusias masyarakat dapat dilihat dari masyarakat yang ikut serta dalam melestarikan Clungup Mangrove Conservation (CMC) yang tergabung Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru. Dibentuknya Yayasan Bhakti Alam Sendang Biru untuk kepentingan pengembangan wisata berkelanjutan di Clungup Mangrove Conservation (CMC). Tingkat partisipasi masyarakat berada pada tokenisme yaitu tingkat pemberitahuan, konsultasi dan penentraman artinya partisipan hadir dan memperoleh informasi tentang kegiatan ekowisata di Clungup Mangrove Conservation (CMC). Kapasitas masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan dan pengembangan ekowisata di Clungup Mangrove Conservation (CMC) banyaknya penginapan (homestay) dan keterbukaan terhadap pengunjung dengan adanya reservasi. Kendala yang dihadapi pengelolaan dan pengembangan kawasan ekowisata di Clungup Mangrove Conservation (CMC) berasal dari dalam dan luar. Pengelolaan dan pengembangan kawasan ekowisata di Clungup Mangrove Conservation (CMC) ditentukan oleh peran masing-masing pelaku kegiatan dikawasan ekowisata yaitu masyarakat lokal, pengunjung, yayasan, dinas pemerintah atau non pemerintah dan akademisi. Peran yang sangat penting dalam keberhasilan pengelolaan dan pengembangan kawasan ekowisata ialah partisipasi masyarakat setempat terhadap kelestarian alam dan potensinya di Clungup Mangrove Conservation (CMC). Kesimpulan dari penelitian ini adalah potensi sumberdaya mangrove dan terumbu karang yang mendukung kegiatan dikawasan ekowisata, persepsi masyarakat terhadap ekowisata sangat baik, bentuk partisipasi masyarakat dapat dilihat dari 5 faktor penting dalam pengelolaan dan pengembangan kawasan ekowisata yaitu dari segi konservasi, partisipasi masyarakat, ekonomi, edukasi dan wisata, tingkat partisipasi masyarakat yang berada pada tokenisme yaitu tingkat pemberitahuan, konsultasi dan penetraman artinya partisipan (masyarakat setempat) hadir dan memperoleh informasi kegiatan ekowisata. Keberlanjutan dari adanya pengelolaan dan pengembangan kawasan ekowisata yaitu terwujudnya keberhasilan kegiatan ekowisata yang melibatkan masyarakat setempat dalam memperbaiki dan melestarikan di Clungup Mangrove Conservation (CMC). Saran untuk melengkapi penelitian ini adalah peningkatan partisipasi masyarakat dalam kegiatan ekowisata di Clungup Mangrove Conservation (CMC) dengan dorongan berbagai aspek diantaranya ekonomi, sosial dan lingkungan, peningkatan sumberdaya manusia yang dimiliki, pembuatan website dan konten youtube, perbaikan sarana dan prasarana yang memperhatikan kealamiannya serta penambahan atraksi wisata berupa perahu modifikasi dan sepeda kayuh.