Profil Hematologi Pada Ikan Gambusia (Gambusia Affinis) Di Aliran Sungai Brantas Wilayah Kota Batu Dan Malang

Main Author: Putri, Farah Fathaniah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/169669/1/Farah%20Fathaniah%20Putri.pdf
http://repository.ub.ac.id/169669/
Daftar Isi:
  • Sungai berpotensi besar untuk tercemar karena kegiatan manusia (pertanian, perkebunan, industri, kegiatan rumah tangga). Pencemaran yang terjadi di sungai dapat dideteksi melalui ikan yang hidup menetap di perairan tersebut, salah satunya menggunakan darah ikan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis kualitas air di aliran Sungai Brantas Wilayah Kota Batu dan Malang, menganalisis hematologi dan mikronukei pada ikan gambusia (Gambusia affinis). Penelitian dilakukan menggunakan metode deskriptif dengan teknik survey, yang dilakukan di 3 stasiun, yakni stasiun 1 (daerah perkebunan, pertanian, dan pemukiman), Stasiun 2 (daerah pemukiman dan pertanian), dan Stasiun 3 (daerah pemukiman padat). Setiap stasiun terdiri dari 3 titik dan setiap titiknya diambil 5 ikan. Ikan Gambusia (Gambusia affinis) dikenal dengan sebutan mosquitofish karena ikan ini memakan larva-larva nyamuk yang terdapat di dalam air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa parameter kualitas air yang meliputi suhu, pH, oksigen terlarut, Hg, Pb, dan Cd masih berada dalam batas normal berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001. Sedangkan, parameter kualitas air BOD, amonia, dan fenol sudah melebihi batas normal berdasarkan PP No. 82 Tahun 2001. Jumlah eritrosit ikan gambusia pada seluruh stasiun berada di bawah kisaran normal. Hal tersebut mengindikasikan terjadinya anemia pada ikan. Sedangkan, jumlah leukosit yang cenderung tinggi menunjukkan meningkatnya pertahanan tubuh dalam memproduksi antibodi akibat adanya respon tubuh ikan terhadap kondisi lingkungan hidupnya yang buruk. Jumlah mikronuklei ikan gambusia (Gambusia affinis) terendah yakni 7 sel/1000 dan tertinggi sebesar 29 sel/1000. Bertambahnya jumlah mikronuklei pada ikan menunjukkan bahwa bahan polutan yang ada di perairan meningkat. Parameter kualitas air yang melebihi batas normal (BOD, amonia, fenol) diregresi menggunakan regresi linier sederhana. Parameter BOD memiliki hubungan paling erat dengan parameter darah ikan pada stasiun 1. Sedangkan, parameter amonia memiliki hubungan paling erat dengan parameter darah ikan pada stasiun 2 dan stasiun 3. Jumlah sel darah merah pada ikan gambusia (teleostei) berkisar antara 1,05 juta - 3 juta sel/mm3. Sedangkan, jumlah sel darah putih ikan gambusia (teleostei) berkisar antara 20.000 - 150.000 sel/mm3. Kondisi ikan gambusia yang ditemukan di lokasi berbagai macam, seperti ikan lemas dan terdapat beberapa luka di bagian tubuhnya. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan menunjukan kondisi hematologi pada ikan gambusia kurang baik yang disebabkan karena kondisi lingkungan yang kurang baik juga, sehingga diperlukan pengawasan dan pemantauan kualitas air secara rutin agar kondisi aliran sungai tersebut tetap terjaga.