Aktifitas Antibakteri Ekstrak Daun Sambung Nyawa (Gynura Procumbens) Terhadap Bakteri Pseudomonas Fluorescens Secara In Vitro

Main Author: Amini, Aisyah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/169596/1/AISYAH%20AMINI%20%282%29.pdf
http://repository.ub.ac.id/169596/
Daftar Isi:
  • Saat ini perikanan tangkap dieksploitasi secara berlebihan yang menyebabkan stok sumberdaya ikan dunia menipis. Maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan perikanan budidaya yang tepat dan optimal untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sektor perikanan. Sejalan dengan berkembangnya usaha budidaya sering mengalami beberapa kendala salah satunya yaitu munculnya serangan penyakit seperti bakteri P. fluoresens. Bakteri P. fluorescens dapat menyebabkan kematian massal pada semua spesies ikan air tawar pada berbagai tahapan pertumbuhan. Usaha yang telah dilakukan untuk mengatasi baik pencegahan maupun pengobatan penyakit bakteri adalah dengan pemberian antibiotik. Penggunaan antibiotik yang tidak rasional dapat meningkatkan resistensi bakteri terhadap antibiotik. Salah satu alternatif untuk pengobatan dari alam yang memiliki aktivitas antibakteri adalah daun sambung nyawa (G. procumbens). Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium budidaya ikan divisi parasit dan penyakit ikan pada bulan Desember-Februari 2018. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun sambung nyawa (G. procumbens) terhadap bakteri P. fluorescens secara in vitro. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen yaitu dengan sengaja memanipulasi suatu variable dengan memunculkan atau tidak memunculkan suatu variable, kemudian memeriksa efek atau akibat yang ditimbulkan. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Percobaan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan 5 perlakuan dan 3 kali ulangan dengan dosis perlakuan (A) 200 ppm ; (B) 400 ppm ; (C) 600 ppm ; (D) 800 ppm dan (E) 1000 ppm serta kontrol positif dan kontrol negatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan pemberian ekstrak daun sambung nyawa terhadap bakteri P. fluorescens berbeda sangat nyata yaitu pada pengamatan diameter zona bening didapatkan nilai tertinggi pada perlakuan E dengan rata-rata 8,32 mm. Sedangkan diameter rata – rata zona bening terendah pada perlakuan A sebesar 7,32 mm. Hubungan zona bening antar perlakuan ekstrak daun sambung nyawa terhadap bakteri P. fluorescens menunjukan perpotongan garis secara linear dengan persamaan y = 7,200667+ 0,00111x dan koefisien R2 = 0,64219. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sambung nyawa (G. procumbens dapat menghambat aktivitas P. fluorescens dan bersifat bakteriostatik. Dari hasil uji cakram didapatkan bahwa semakin tinggi dosis yang diberikan maka semakin besar zona bening yang terbentuk. Zona bening terendah didapatkan pada perlakuan A (200 ppm) sebesar 7,23 mm dan zona bening terbesar ada pada perlakuan E (1000 ppm) sebesar 8,32 mm.