Penggambaran Ideologi Pro dan Anti Nazi melalui Analasis Isi dalam Poster dan Film Pendek Animasi Donald Duck “Der Fuehrer’s Face” Tahun 1943
Main Author: | Mahandani, Rari Inggararum |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/169581/ |
Daftar Isi:
- Pada umumnya, film animasi memiliki daya tarik tersendiri bagi anakanak. Namun, di era perang dunia ke-2 film animasi digunakan sebagai alat propaganda oleh kelompok tertentu untuk mempengaruhi opini publik. Salah satunya film animasi propaganda yang populer pada saat itu adalah “Der Fuerher’s Face” tahun 1943. Film ini secara gamblang menggambarkan kejahatan, bahaya dan patriotisme. Poster dari film ini juga cukup menjelaskan aktivitas propaganda. Di dalam kedua medium tersebut terdapat temuan yaitu propaganda digunakan untuk perang ideologi antara pro dan anti Nazi. Hasil penelitian ini menunjukkan ideologi pro-Nazi yang digambarkan adalah ideologi fasisme, sementara ideologi anti-Nazi adalah ideologi liberal. Untuk mengetahui penggambaran ideologi pro dan anti Nazi dalam poster dan film propaganda “Der Fuehrer’s Face” tahun 1943 diperlukan pendekatan kualitatif deskriptif dengan metode analisis isi. Analisis isi di sini berupaya untuk menginterpretasi data berupa penggunaan teks, simbol dan bahasa dalam informasi-informasi yang terdapat dalam poster dan film animasi propaganda. Pertama, peneliti membentuk unit analisis yang dibedakan menurut jenis mediumnya. Kedua, dari hasil unit analisis dibentuk kategori berdasarkan pro dan anti Nazi dari masing-masing medium. Berdasarkan hasil analisis, penggambaran ideologi pro-Nazi pada poster tidak terlihat karena secara indeksial tidak menunjukkan adanya aktivitas atau gerakan dari tokoh Hitler. Sementara isi pesan yang menunjukkan ideologi anti- Nazi ditemukan terlihat dari Donald Duck melempar tomat ke wajah Hitler. Melalui poster ini dapat terlihat, walaupun liberalisme menjunjung tinggi kebebasan individu untuk menghargai perbedaan pandangan politik, liberalisme tidak mentolerasi ideologi Nazi. Sementara pada medium film, representasi ideologi pro-Nazi ditunjukkan mengagung-agungkan ras murni Jerman (Ras Arya), Nazi dan pendukungnya, khususnya Hitler. Hal ini sejalan dengan doktrin fasisme dimana gagasan ini dibentuk dari superioritas rasial dan nasionalisme yang tinggi. Namun, perspektif ideologi anti-Nazi memandang ideologi fasisme sebagai gagasan yang rasis, mendukung perbudakan dan adanya kekejaman secara fisik maupun mental. Sedangkan gambaran ideologi liberal hanya ditampilkan pada akhir film dimana Donald Duck bangun dari mimpi buruknya dan memeluk patung Liberty.