Konflik Akibat Pertambangan Karst di Gunung Pegat Desa Gajah Kecamatan Baureno Kabupaten Bojonegoro
Main Author: | Zuchrufa, Maritsa |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/169137/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai bentuk dan dinamika konflik akibat pertambangan di Gunung Pegat, Bojonegoro. Penelitian ini berusaha memetakan kepentingan-kepentingan para aktor dan kelompok-kelompok konflik. Penelitian ini menggunakan teori konflik masyarakat industrial Ralf Dahrendorf yang membahas mengenai kepentingan kelompok yang berkonflik hingga perubahan yang terjadi pasca resolusi konflik. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan menemukan konflik utama terjadi antara kelompok Persatuan Pemuda Peduli Lingkungan (P3L) dan PT WBS selaku perusahaan penambang di Gunung Pegat, Bojonegoro. Penelitian ini menunjukkan bahwa kepentingan kelompok P3L antara lain: mengurangi dampak debu yang menganggu kesahatan, serta mengotori jalan dan rumah warga dengan pengadaan fasilitas yang dapat mengurangi dampak debu tersebut; mengurangi jam kerja kegiatan penambangan agar tidak terlalu mengganggu aktivitas warga; dan, menuntut dan menunggu kompensasi PT WBS atas dampak pertambangan di Gunung Pegat, Bojonegoro. Sementara itu, pihak PT WBS berkepentingan untuk tetap dapat melakukan kegiatan penambangan tanpa hambatan dari warga sekitar tambang. Proses negosiasi kepentingan sebagai upaya resolusi konflik berjalan dengan baik sehingga kepentingan kedua kelompok konflik dapat terakomodasi. Selanjutnya, perubahan yang terjadi pasca resolusi konflik tersebut adalah kegiatan pertambangan masih tetap dapat beroperasi. Tidak ada lagi aksi penolakan warga terhadap kegiatan penambangan di Gunung Pegat, Desa Gajah. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa adanya indutrialisasi dalam proses pengelolaan sumber daya alam dapat menimbulkan konflik antar kelompok kepentingan. Konflik ini akhirnya dapat diminimalisir ketika kepentingan masing-masing aktor dapat terakomodasi sehingga membawa perubahan sosial.