Gerakan FPI dalam Aksi Bela Islam tahun 2016 di Jakarta
Main Author: | -, Wiradetia |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/169121/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini membahas tentang gerakan Front Pembela Islam (FPI) dalam Aksi Bela Islam tahun 2016 di Jakarta. Tujuan dari penelitian ini untuk menganalisis latar belakang serta pola yang terjadi dalam pelaksanaan Aksi Bela Islam yang dilakukan oleh FPI. Aksi Bela Islam muncul karena adanya kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaya Purnama (BTP). Penelitian ini menggunakan teori tentang gerakan sosial, teori mobilisasi sumber daya, dan teori proses politik. Metode penelitian ini adalah kualitatif deskriptif dengan pendekatan studi kasus intrinsik. Teknik analisis pada penelitian ini adalah penjodohan pola dan deret waktu, dan menggunakan triangulasi untuk teknik keabsahan data. Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa gerakan sosial yang dilakukan oleh FPI ini dikategorikan sebagai mobilisasi sumber daya, model political interactive. Dalam melakukan aksinya, FPI menggunakan kekuatan yang ada pada internal organisasinya untuk melakukan gerakan. Selain itu terdapat jaringan politik, jaringan kelompok keagamaan, dan jaringan kelompok kepentingan yang ikut serta dalam membantu FPI. Pada aksi ini, selain motif membela agama, terdapat motif ekonomi dan politik yang tersembunyi. Sebab dibalik gerakan ini terdapat ketidakpuasan atas sikap arogansi dari kebijakan publik BTP sebagai Gubernur DKI Jakarta. Hal tersebut dianggap merugikan beberapa pihak, termaksud FPI. Akibat hal ini memunculkan kebencian terhadap BTP, sehingga melalui momentum penistaan agama, kelompok yang terkena kerugian dari kebijakan BTP, bergabung bersama FPI dan umat Islam dalam Aksi Bela Islam. Tujuannya adalah untuk mengintervensi proses hukum melalui proses politik, supaya BTP dapat dipenjara.