Analisis Daya Dukung Lingkungan Pengembangan Pariwisata Kawasan Hutan Lindung Sekaroh Kabupaten Lombok Timur

Main Author: Ariaharfi, Lalu Razieb
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2017
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/1691/1/Lalu%20Razieb%20Ariaharfi.pdf
http://repository.ub.ac.id/1691/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis daya dukung lingkungan di Kawasan Hutan Lindung Sekaroh Kabupaten Lombok Timur. Kawasan hutan lindung ini memiliki potensi wisata yang tengah dikembangkan pemerintah, beberapa objek wisata yang ada di kawasan ini di antaranya adalah: Tanjung Ringgit, Pantai Pink, Pantai Segui, Pantai Penyisuk dan Pantai Sunut. Metode yang digunakan adalah perhitungan berdasarkan rumus Cifuentes (1992) yang termodifikasi terdiri dari Daya Dukung Fisik (Physical Carrying Capacity/PCC), Daya Dukung Riil (Real Carrying Capacity/RCC) dan Daya Dukung Efektif (Effective Carrying Capacity/ECC). Pengumpulan data dilakukan melalui observasi/survei lapangan, studi literatur, pembagian kuisioner serta wawancara terbatas. Hasil perhitungan daya dukung lingkungan kawasan wisata untuk kegiatan piknik di Kawasan Hutan Lindung Sekaroh memperoleh nilai PCC sebesar 765.004 pengunjung/hari; nilai RCC sebesar 34.489 pengunjung/hari dan nilai ECC sebesar 14.830 pengunjung/hari. Daya Dukung Riil dan Daya Dukung Efektif tersebut masih belum termasuk perhitungan variabel indek diversitas flora dan fauna karena disebabkan kesulitan memperoleh data. Namun begitu, nilai ini dibandingkan dengan jumlah rata-rata pengunjung aktual saat ini yaitu 60 pengunjung/hari masih jauh di bawah nilai daya dukung efektif hasil perhitungan. Berdasarkan nilai daya dukung efektif yaitu nilai yang telah mempertimbangkan faktor kondisi biofisik lingkungan dan kapasitas menejemen, maka pengembangan obyek wisata di Kawasan Hutan Lindung Sekaroh ke depan masih dapat dapat dioptimalkan, dengan salah satunya melalui optimalisasi jumlah pengunjung sesuai daya dukung efektif sebesar 14.830 pengunjung/hari (yang belum termasuk variabel indeks diversitas flora dan fauna), sehingga keseimbangan kondisi lingkungan dengan aktivitas wisata dapat tetap terjaga dan berkelanjutan.