Representasi Identitas Lesbian Dalam Film (Studi Analisis Tekstual Alan Mckee Pada Film “Blue Is The Warmest Colour”)

Main Author: Augusta, Zefanya Brilyanti Citra Ayuning Mega
Format: Thesis NonPeerReviewed
Terbitan: , 2019
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/169063/
Daftar Isi:
  • Penelitian ini dilatarbelakangi oleh banyaknya produksi film bertemakan LGBT di mancanegara termasuk negara Perancis. Salah satu film bertema LGBT yang mngangkat kisah percintaan lesbian dengan latar belakang negara Perancis adalah “Blue is The Warmest Colour”. Adapun yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana representasi identitas lesbian dalam film Blue is The Warmest Colour?”. Penelitian ini mencoba untuk mengetahui refleksi dari suatu budaya akan fenomena LGBT dalam masyarakat yang tertuang dalam bentuk film khususnya pada masyarakat Perancis dan kaitannya dengan konteks ke-Indonsia-annya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana representasi identitas lesbian dalam film “Blue is The Warmest Colour”. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruktivis dengan jenis penelitian kualitatif. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analisis tekstual dan teknik analisis data berupa analisis tekstual Alan McKee. Untuk mendapatkan data, metode pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi. Dokumen yang digunakan berupa film, lebih tepatnya pada film “Blue is The Warmest Colour”. Setelah dilakukan pengumpulan data berupa dokumentasi dari tayangan tersebut, lalu dilakukan analisis terhadap audio visual seperti dialog, setting waktu dan tempat, teknik komposisi shot yang di screenshoot kemudian dapat diinterpretasikan maknanya. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tokoh Adele dalam film ini menemukan dirinya sebagai seorang lesbian dengan pergeseran orientasi seksualnya yang semula heteroseksual menjadi homoseksual. Selain itu terdapat pembagian peran berdasarkan ekspresi gender dalam identitas lesbian yang digambarkan oleh tokoh Adele dan Emma. Emma seorang butchie yang lebih bersifat maskulin memiliki peran dalam domain publik (bread winner). Sedangkan Adele merupakan seorang femme dengan sifat feminin memiliki peran dalam domain privat. Pada penelitian ini juga ditemukan bahwa terdapat sebagian masyarakat Perancis menolak akan adanya hubungan sesama jenis dan pernikahannya hal ini dikarenakan heteronormativitas yang tinggi dikaitkan dengan aturan agama yang berlaku di tempat tersebut, hal ini kemudian dikaitkan dengan konsep gender yang dikemukakan oleh Judith Butler dan memperlihatkan bahwa konsep ini bersifat tidak kontekstual dengan budaya yang berlaku terkhususnya pada negara Perancis dan Indonesia.