Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Budaya Becekan dalam Pembangunan Fasilitas Publik Di Desa Karangturi, Kecamatan Munjungan, Kabupaten Trenggalek
Main Author: | Lestari, Rizka Wahyu |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed |
Terbitan: |
, 2019
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/169041/ |
Daftar Isi:
- Penelitian ini beranjak pada masalah keterbatasan dana masyarakat Desa Karangturi dalam melakukan pembangunan fasilitas publik (tempat ibadah dan lembaga pendidikan). Pemerintah desa mencoba memanfaatkan budaya lokalnya, yaitu budaya becekan untuk memperoleh dana pembangunan. Sebuah usaha pembangunan fasilitas publik yang dipegang penuh oleh masyarakat mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Pembangunan tersebut menciptakan pemberdayaan masyarakat secara sosial dan budaya. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemberdayaan masyarakat berbasis budaya becekan dalam pembangunan fasilitas publik di Desa Karangturi. Penelitian ini menggunakan teori fungsionalisme struktural Talcott Parsons dalam skema AGIL. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pola keteraturan dalam pembangunan fasilitas publik menggunakan budaya becekan. Masyarakat menggunakan budaya becekan untuk mencapai tujuannya, yaitu melakukan pembangunan fasilitas publik yang lebih baik. Pola keteraturan budaya becekan dalam pembangunan fasilitas publik dijelaskan dalam skema AGIL (adaptation, goal attainment, integration, latency) Parsons. Empat syarat fungsi sistem tersebut menopang sistem budaya becekan sebagai kultur yang membangun di Desa Karangturi. Kebutuhan akan pembangunan fasilitas publik yang lebih baik, membuat masyarakat harus bertindak dengan cara membentuk kepanitiaan yang dapat merealisasikan pembangunan. Situasi gotong royong juga ditunjukkan dalam pembangunan maupun pelaksanaan budaya becekan. Selain itu, ada nilai dan norma yang mengikat masyarakat yang menjadi dasar terus berlangsungnya budaya becekan. Budaya becekan yang terus dilakukan oleh masyarakat menjadi pemberdayaan yang berorientasi pada pengembangan sosial dan budaya masyarakat Desa Karangturi. Pemberdayaan tersebut ditunjukkan dengan keterlibatan aktif masyarakat dan tetap bertahan serta berkembangnya budaya becekan yang dimiliki masyarakat Desa Karangturi.