Pengaruh Subtitusi Konsentrat Dengan Daun Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Frekuensi Pernafasan, Suhu Rektal Dan Mortalitas Kelinci Peranakan New Zealand Whitefase Lepas Sapih

Main Author: Devi, Nurliawati
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/168524/1/Nurliawati%20Devi.pdf
http://repository.ub.ac.id/168524/
Daftar Isi:
  • Kelinci merupakan salah satu ternak pseudo ruminansia yang memiliki potensi untuk mencukupi kebutuhan protein asal hewan bagi masyarakat dikarenakan memiliki kandungan protein tinggi dan kandungan lemak yang rendah. Menunjang produktifitas ternak kelinci salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah pakan. Pakan mengandung zat nutrisi berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi pertumbuhan dan produktivitas ternak. Daun kelor sangat kaya akan nutrisi diantaranya adalah vitamin C yang merupakan antioksidan alami dan memiliki aktivitas antioksidan yang paling tinggi. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 31 Juni sampai 18 Agustus 2018 di peternakan kelinci Azhary farm Desa Bumiaji Kota Batu. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan tentang pengaruh subtitusi konsentrat dengan daun kelor (Moringa oleifera) terhadap frekuensi pernafasan, viii suhu rektal dan mortalitas kelinci peranakan New Zealand White fase lepas sapih. Materi yang digunakan adalah 16 ekor kelinci peranakan New Zealand White fase lepas sapih dengan umur 30-40 hari dengan kisaran bobot badan 650-800 gram. Pakan yang diberikan yaitu konsentrat dengan daun kelor yang diberikan pada pagi hari (pukul 07.00 WIB) dan sore hari (15.00 WIB). Penelitian dilakukan dengan metode percobaan lapang menggunakan rancangan acak lengkap dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. P0 konsentrat 100% + 0% daun kelor, P1 konsentrat 90% + 10% daun kelor kering, P2 konsentrat 80% + 20% daun kelor kering dan P3 konsentrat 70% + 30% daun kelor kering. Variabel yang diamati dalam penelitian meliputi frekuensi pernafasan, suhu rektal dan mortalitas. frekuensi pernafasan dan suhu rektal diambil tiga kali sehari selama 7 minggu. Data yang di peroleh dianalisis menggunakan sidik ragam jika ada perbedaan maka akan dilanjutkan Uji Beda Nyata Terkecil. Subtitusi konsentrat dengan daun kelor (Moringa oleifera) memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap frekuensi pernafasan namun tidak mempengaruhi suhu rektal dan mortalitas. frekuensi pernafasan yang paling tertinggi terdapat pada P3 yaitu 86,05 kali/menit dan terendah terdapat pada P2 yaitu 74,92 kali/menit. Suhu rektal tertinggi terdapat pada P3 yaitu 39,33°C dan terendah terdapat pada P1 yaitu 39,17°C. Mortalitas yang terjadi hanya pada P2 yaitu 0,5%. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa subtitusi konsentrat dengan daun kelor (Moringa oleifera) dapat mempengaruhi frekuensi pernafasan, namun belum dapat mempengaruhi suhu rektal dan mortalitas. Saran dari penelitian, perlu adanya penelitian lebih lanjut terkait perlakuan subtitusi konsentrat dengan daun kelor (Moringa ix oleifera) dengan level yang lebih tinggi dari perlakuan sebelumnya agar dapat melihat adanya pengaruh terhadap respon fisiologi yang lebih maksimal.