Kualitas Semen Cair Sapi Madura Pada Berbagai Formulasi Pengencer Dasar Air Kelapa Hijau Muda Selama Pendinginan 2-5 °C
Main Author: | Harsa, Jois |
---|---|
Format: | Thesis NonPeerReviewed Book |
Bahasa: | eng |
Terbitan: |
, 2018
|
Subjects: | |
Online Access: |
http://repository.ub.ac.id/168467/1/Jois%20Harsa.pdf http://repository.ub.ac.id/168467/ |
Daftar Isi:
- I Inseminasi Buatan (IB) merupakan salah satu cara untuk meningkatkan mutu genetik dan populasi sapi Madura salah satunya dipengaruhi oleh kualitas semen dan bahan pengencer yang digunakan. Penggunaan semen beku untuk IB memiliki beberapa kekurangan yaitu harga N2 yang mahal, tidak terjangkaunya didaerah terpencil dan memiliki post thawing motility yang rendah akibat dari kerusakan membran spermatozoa. Bahan pengencer semen cair yang biasa digunakan yaitu Cauda Epididimis Plasma (CEP) merupakan bahan kimia impor yang cukup mahal dan masih sulit didapatkan. Alternatif bahan pengencer yang murah yaitu menggunakan bahan pengencer air kelapa hijau muda. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang bahan pengencer menggunakan air kelapa hijau muda terhadap kualitas semen cair sapi Madura selama simpan dingin 2-5°C. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui lama simpan penggunaan bahan pengencer air kelapa hijau muda viii terhadap kualitas motilitas spermatozoa semen cair sapi Madura pada penyimpanan dingin. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan referensi dalam membuat bahan pengencer alternatif yang murah, mudah didapat dan dapat mempertahankan kualitas spermatozoa selama simpan dingin. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 15 April 2018 sampai tanggal 5 Mei 2018 di Laboratorium Loka Penelitian Sapi Potong Grati Pasuruan. Materi penelitian yang digunakan adalah semen dari dua pejantan sapi Madura dengan kode sapi M2013/159 dan M2015/11 yang berumur 3-5 tahun serta pejantan ditampung setiap seminggu dua kali menggunakan metode vagina buatan. Semen yang digunakan untuk pengenceran harus mempunyai motilitas ≥70% dan motilitas masa 2+. Kuning telur yang digunakan berasal dari ayam ras petelur (layer) dengan umur telur <3 hari. Bahan tambahan pengencer untuk menggantikan BSA yaitu albumin yang diambil dari telur segar bagian thin putih telur yaitu putih telur yang encer dan bahan pengencer air kelapa menggunakan air kelapa hijau muda yang berumur 5-8 bulan terdapat air kelapa dan daging kelapa (karnel) yang belum keras. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode experimen laboratorium yang terdiri dari 4 perlakuan dan 10 ulangan. Perlakuan penelitian yaitu P1 (80% CEP-3 + 20% kuning telur) sebagai kontrol, P2 (80% air kelapa hijau muda + 20% kuning telur), P3 (P2 + 0,4% putih telur + 1% fruktosa) dan P4 (P2 + 0,4% putih telur 2% fruktosa). Variabel yang diamati adalah motilitas individu (%), viabilitas (%), abnormalitas (%), konsentrasi (jt/ml) dan total spermatozoa motil (jt/ml). Data yang diperoleh dianalisis mengunakan uji Pearson’s Chi Square dan Uji deskriptif. Uji motilitas individu dan total spermatozoa motil menggunakan uji Pearson’s Chi ix Square pada hari terdekat dengan motilitas 40% dengan nilai harapan nilai motilitas 40% dan total spermatozoa motil 40 jt/ml. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan uji Pearson’s Chi Square, persentase motilitas individu spermatozoa dengan nilai harapan 40%, pada perlakuan kontrol P1 sampai penyimpanan hari ke-8, P3 dan P4 penyimpanan hari ke-6 selama penyimpanan dingin tidak menujukan perbedaan nyata (P>0,05) sedangkan pada P2 penyimpanan hari ke-6 menunjukan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01). Rata-rata motilitas individu spermatozoa selama penyimpanan dingin menunjukan bahwa pada perlakuan P1 memiliki nilai tertinggi dan lama simpan paling lama yaitu dapat disimpan sampai hari ke-8 dibandingkan pengenceran air kelapa yaitu pada perlakuan P2, P3 dan P4 mampu bertahan sampai 6 hari selama simpan dingin. Nilai viabilitas didapatkan nilai tertinggi pada perlakuan P1 sebesar 89,58±2,16% kemudian diikuti oleh perlakuan P4 sebesar 89,39±3,79% dan P2 sebesar 88,62±4,59% serta P3 sebesar 87,93±4,41%. Nilai abnormalitas dari semua perlakuan menunjukan nilai yang fluktuatif akan tetapi masih <20%. Uji Pearson’s Chi Square total spermatozoa motil dengan nilai harapan 40 jt/ml dapat digunakan untuk IB yaitu pada perlakuan P1 dapat digunakan sampai lama simpan 8 hari, sedangkan pada perlakuan air kelapa hijau muda yaitu perlakuan P2, P3 dan P4 dapat disimpan serta digunakan selama 6 hari simpan dingin 2-5°C.