Pengaruh Penambahan Premix-Plus Dalam Pakan Ayam Petelur Terhadap Penampilan Produksi Ayam Petelur Umur 50 Minggu

Main Author: Tauhid, Iffah Istiqomah
Format: Thesis NonPeerReviewed Book
Bahasa: eng
Terbitan: , 2018
Subjects:
Online Access: http://repository.ub.ac.id/168439/1/Iffah%20Istiqomah%20Tauhid.pdf
http://repository.ub.ac.id/168439/
Daftar Isi:
  • Premix-plus merupakan produk yang mengandung acidifier dan probiotik berfungsi untuk mendukung kelangsungan hidup bakteri dalam saluran pencernaan. Premix-plus memiliki kandungan berupa vitamin, mineral, asam amino, acidifier dan probiotik (Lactobasillus sp. dan Bacillus sp.) Keuntungan produk premix-plus adalah meningkatkan daya tahan hidup bakteri karena substrat yang spesifik telah tersedia untuk fermentasi, sehingga bisa didapatkan manfaat yang lebih sempurna dengan mengkonsumsinya. Ayam petelur yang berumur 50 minggu akan mengalami penurunin produksi, maka dari itu perlu untuk meningkatkan produksinya yaitu dengan penambahan premix-plus. Premix-plus dapat digunakan sebagai feed additive pada ayam petelur umur 50 minggu. Penelitian ini dilaksanakan di salah satu peternakan milik PT. Cargill, pak Sumardi yang terletak di Majang tengah, Kabupaten Malang, Jawa timur. Penelitian ini dimulai pada tanggal 20 Februari hingga 30 vii April 2018. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan premix-plus pada pakan ayam petelur terhadap performan ayam petelur umur 50 minggu yang meliputi, konsumsi pakan, HDP (Hen Day Production), Egg mass, konversi pakan, IOFC (Income Over Feed Cost) dan ketebalan kerabang telur. Materi dalam penelitian ini yaitu menggunakan 4 perlakuan dan 6 kali ulangan sehingga terdapat 24 unit percobaan. Setiap unit percobaan terdiri dari 5 ekor ayam petelur sehingga ayam yang digunakan 120 ekor. Ayam petelur yang digunakan dari Strain Isa Brown umur 50 minggu sebanyak 120 ekor dan diamati selama 5 minggu, kandang yang digunakan adalah kandang tipe Batteray terbuat dari bahan bambu dan kayu yang berukuran panjang, lebar dan tinggi 30 x 40 x 40 (cm/kotak). Kandang dilengkapi dengan tempat minum dan makan. Metode yang digunakan yaitu metode percobaan lapang dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan. Adapun perlakuan pakan yang digunakan yaitu P0=Pakan Basal tanpa penambahan premix-plus, P1= Pakan Basal + premix-plus 0,35%, P2=Pakan Basal + premix-plus 0,7% , dan P3= Pakan Basal + premix-plus 1,05%. Pakan basal yang digunakan terdiri dari jagung 50%, bekatul 15% serta konsentrat 35%. Konsentrat komersial diproduksi oleh PT Cargill. Pengambilan sampel dan pengujian tebal kerabang dilakukan setiap 1 minggu sekali sedangkan pengambilan sampel untuk variable konsumsi pakan, Hen Day Production (HDP), egg mass, konversi pakan dan Income Over Feed Cost (IOFC) dilakukan setiap hari. Analisis data menggunakan analisis ragam apabila viii terdapat perbedaan dalam perlakuan maka dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan’s. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan premix-plus dalam pakan memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap konsumsi pakan (P>0,05) dari rataan tertinggi ke terendah yaitu P2 sebesar 117,82+1,51 g/hari/ekor, P3 sebesar 117,54+2,59 g/hari/ekor, P0 sebesar 115,87+2,95 g/hari/ekor dan P1 sebesar 115,24+4,43 g/hari/ekor, memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap HDP (P>0,05) dari rataan HDP tertinggi ke terendah yaitu P2 sebesar 85,53+7,14%, P1 sebesar 82,83+6,09%, P3 sebesar 82,35+3,62%, dan P0 sebesar 80,62+5,28%, memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap egg mass (P>0,05) rataan eggmass dari tertinggi ke terendah P2 sebesar 52,41+4,80 g/butir, P1 sebesar 50,40+3,83 g/butir, P3 sebesar 49,82+2,48 g/butir, dan P0 sebesar 49,57+3,51 g/butir, memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap konversi pakan (P>0,05) rataan konversi pakan dari tertinggi ke terendah P0 sebesar 2,02+0,10, P3 sebesar 2,00+0,08, P2 sebesar 1,94+0,19 dan P1 1,94+0,13, memberikan pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap IOFC (P>0,05) rataan IOFC dari tertinggi ke terendah yaitu P2 sebesar 465,24+96,05 Rp/butir, P0 sebesar 446,48+64,13 Rp/butir, P1 sebesar 445,39+63,74 Rp/butir, dan P3 sebesar 412,58+45,88 Rp/butir, rataan tebal kerabang telur tertinggi ke terendah yaitu P1 dan P3 sebesar 0,43+0,01 mm, P2 sebesar 0,43+0,02 mm, dan P0 sebesar 0,41+0,01 mm. Berdasarkan penelitian yang sudah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa premix-plus yang diberikan dapat meningkatkan nilai HDP sebasar 85,53%, egg ix mas sebesar 52,41 g/butir, IOFC sebesar 465,24 Rp/butir, dan tebal kerabang sebesar 0,43 mm. Premix-plus yang diberikan juga menurunkan nilai konsumsi pakan sebesar 115,24 g/hari/ekor dan konversi pakan sebesar 1,94. Saran untuk penelitian ini yaitu perlu adanya penelitian lanjutan tentang penggunaan dosis premix-plus dalam pakan dan untuk waktu penelitian sebaiknya lebih dari 5 minggu lamanya.